REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) bersama Kedutaan Besar Brasil mengembangkan bahan bakar nabati. Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro menilai Brasil merupakan salah satu negara yang berhasil mengembangkan bahan bakar nabati di negaranya.
Brasil telah terlebih dulu mengimplementasikan tebu menjadi bahan bakar nabati berproduksi dalam skala komersial. Keberhasilan Brasil dalam mengimplementasikan kebijakan pemanfaatan bahan bakar nabati berbasis tebu ini diapresiasi besar oleh Bambang.
Menurutnya, salah satu yang perlu dipikirkan Indonesia adalah membiasakan masyarakat menggunakan bahan bakar nabati. Sebab, bahan bakar fosil sudah dipakai selama bertahun-tahun sehingga akan sulit untuk mengubah kebiasaan tersebut.
Bambang menilai, masalah sosiokultural menjadi salah satu tantangan besar dalam transisi menggunakan bahan bakar nabati. "Juga kami ingin tahu, bagaimana dan berapa lama Brasil mengubah pola pikir masyarakat soal bahan bakar nabati," kata Bambang, dalam webinar bersama Kedubes Brasil, Rabu (9/9) malam.