Kamis 10 Sep 2020 12:23 WIB

250 Ribu Meteran Listrik Sudah Terdigitalisasi

Tahun ini PLN menargetkan tambahan 5.000 AMR lagi untuk pencatatan yang akurat.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengakui bahwa adanya pencatatan meteran listrik yang manual jadi salah satu kendala pencatatan. Hal ini yang ditengarai menjadi persoalan penundaan pencatatan saat pandemi.
Foto: Republika/Prayogi
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengakui bahwa adanya pencatatan meteran listrik yang manual jadi salah satu kendala pencatatan. Hal ini yang ditengarai menjadi persoalan penundaan pencatatan saat pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengakui bahwa adanya pencatatan meteran listrik yang manual jadi salah satu kendala pencatatan. Hal ini yang ditengarai menjadi persoalan penundaan pencatatan saat pandemi.

Untuk memitigasi hal serupa tak terulang, PLN mulai melakukan digitalisasi meteran pelanggan. Salah satunya adalah dengan pemasangan Automatic Meter Reader (AMR) yang terkoneksi langsung dari meteran pelanggan ke pusat data PLN.

Baca Juga

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril mengatakan hingga Agustus ini tercatat sudah ada 250.000 AMR yang terpasang di meteran pelanggan. Teknologi ini menjadi salah satu langkah PLN dari pencatatan manual ke digitalisasi meteran.

"Sekarang sudah ada hampir 250 ribu pelanggan yang sudah terpasang AMR nya," ujar Bob, Kamis (10/9).