Kamis 10 Sep 2020 14:11 WIB

AS Umumkan Negara Arab akan Akhiri Blokade Qatar

Boikot negara-negara Arab terhadap Qatar telah berlangsung sejak 2017

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Pesawat milik Qatar Airways. Boikot negara-negara Arab terhadap Qatar telah berlangsung sejak 2017. Ilustrasi.
Foto: Anadolu/Elman Omic
Pesawat milik Qatar Airways. Boikot negara-negara Arab terhadap Qatar telah berlangsung sejak 2017. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengumumkan kemajuan untuk mengakhiri blokade tiga tahun Qatar oleh negara-negara Arab akan dibuat dalam beberapa pekan, Rabu (9/9). Meski begitu, perlu kehati-hatian karena belum ada perubahan yang mendasar.

Diplomat tinggi Departemen Luar Negeri untuk Timur Tengah, David Schenker, mengatakan hingga saat ini belum ada perubahan dalam pembicaraan yang akan segera menghasilkan resolusi. "Saya tidak ingin membahas seluruh diplomasi di dalamnya, tetapi ada beberapa gerakan. Saya ingin mengatakan bahwa ini akan menjadi masalah berminggu-minggu," katanya.

Baca Juga

Perselisihan terjadi sejak 2017 ketika Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir memberlakukan boikot terhadap Qatar. Langkah ini memutuskan hubungan diplomatik dan transportasi.

Negara-negara yang memboikot itu menetapkan 13 tuntutan termasuk menutup jaringan media Aljazirah, menutup pangkalan militer Turki, menurunkan hubungan dengan Iran, dan memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin. Mereka menuduh Qatar mendukung terorisme dan klaim itu telah dibantah.

"Tidak ada perubahan mendasar yang ... kami akan membuka pintu sekarang. Tetapi dalam pembicaraan kami, kami mendeteksi sedikit lebih banyak fleksibilitas, jadi kami berharap kami dapat mendekatkan kedua belah pihak dan akhiri ... gangguan ini," kata Schenker.

Schenker mengatakan Washington telah terlibat dalam upaya untuk mengakhiri keretakan di tingkat tertinggi, termasuk Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Upaya serupa pun telah dilakukan Kuwait tapi belum membuahkan hasil.

Trump yang memiliki hubungan dekat dengan para pemimpin Saudi dan UEA awalnya berpihak pada Qatar, tetapi sejak itu AS berusaha meredakan ketegangan. Washington memiliki pangkalan udara utama di luar ibu kota Qatar, Doha.

Pemerintahan Trump telah meningkatkan diplomasi di Teluk karena berusaha menunjukkan pencapaiannya menjelang pemilihan November. Dalam beberapa pekan terakhir, AS menandatangani kesepakatan dengan UEA untuk secara resmi menormalkan hubungannya dengan Israel dan telah bekerja secara terpisah dengan Qatar untuk bernegosiasi dengan Taliban di Afghanistan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement