REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merencanakan kuliah tatap muka mulai akhir bulan Oktober 2020. Kuliah tatap muka dilakukan tetap dengan pembatasan.
"Selama dua bulan ke depan, yaitu September dan Oktober kuliah akan dilakukan secara daring. Kemungkinan di akhir bulan Oktober kami akan coba untuk luring," kata Rektor UMS Sofyan Anif di Solo, Kamis (10/9).
Terkait hal itu, pihaknya sudah menuliskannya di dalam surat edaran untuk diberikan kepada civitas akademika. Meski demikian, pihaknya belum dapat memastikan teknis dari perkuliahan yang akan dilakukan secara luring tersebut.
Sebagaimana diketahui, selama terjadi pandemi COVID-19 kegiatan belajar baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring).
"Meski dua bulan ini kami masih daring tetapi harus makin berkualitas dibandingkan kemarin, (ke depan) ada modul hingga tutorial," katanya.
Sementara itu, meski pandemi COVID-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, mau tidak mau perkuliahan secara luring harus tetap dilakukan. Sebab, ada beberapa mata kuliah terutama ilmu eksak yang membutuhkan praktikum.
"Yang pasti ketika masuk ke sistem luring ini harus dengan segala perangkat. Termasuk kami juga harus menaati protokol kesehatan. Seperti misalnya jika biasanya satu kelas 40 mahasiswa, ke depan dikurangi 50 persen, jadi jalan dua tahap masing-masing 20 mahasiswa," katanya.
Sebelumnya, dikatakannya, meski perkuliahan masih akan dilakukan secara daring, namun akan tetap diterapkan perpaduan perkuliahan luring dan daring.
"Karena memang sesuai dengan aturan harus ada sekian persen satu nomenklatur yang harus bertatap muka. Apalagi kedokteran kan 'nggak' bisa daring, termasuk farmasi dan fisioterapi," katanya.