REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kedutaan Besar China di Inggris menuntut Twitter untuk melakukan penyelidikan setelah akun milik Duta Besar Liu Xiaoming diduga telah diretas pada Rabu (9/9). Akun Twitter Liu menyukai sebuah unggahan yang mengkritik Partai Komunis China dan video pornografi yang berdurasi 10 detik.
Unggahan Liu tersebut mendapatkan komentar luas di Twitter. Beberapa jam kemudian, Kedutaan China di London merilis pernyataan yang mengutuk dugaan peretasan tersebut.
“Baru-baru ini beberapa elemen anti-China menyerang akun Twitter Duta Besar Liu Xiaoming dengan kejam dan menggunakan metode tercela untuk menipu publik. Kedutaan Besar China mengutuk keras perilaku keji tersebut," ujar pernyataan Kedutaan Besar China di Inggris, dilansir Guardian, Kamis (10/9).
Kedutaan mengaku telah melaporkan hal ini ke perusahaan Twitter dan mendesak yang terakhir untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan menangani masalah ini dengan serius. Kedutaan berhak untuk mengambil tindakan lebih lanjut dan berharap publik tidak akan mempercayai atau menyebarkan rumor semacam itu," ujar pernyataan kedutaan lebih lanjut.
Akun Liu memiliki lebih dari 85 ribu pengikut. Liu hanya mengikuti 14 akun yang sebagian besar adalah media pemerintah China atau akun resmi pemerintah China dan Inggris, termasuk keluarga kerajaan Inggris.
Akun Liu kerap membagikan berita baik dari media pemerintah China, seperti mengapresiasi upaya China dalam menangani virus korona dan penolakan laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. Dalam sebuah video, Liu menyangkal kekejaman hak asasi manusia di Xinjiang dalam wawancara dengan BBC.
Twitter adalah salah satu platform media sosial yang dilarang di Cina, namun digunakan untuk misi diplomatik. Setiap diplomat maupun staf kedutaan China di luar negeri harus memiliki akun Twitter untuk menjalankan misi diplomatik. Hingga saat ini Twitter belum memberikan tanggapan terkait dugaan peretasan akun Liu.