REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong sinergi perguruan tinggi, dunia industri, pemerintah, masyarakat dan media atau dikenal dengan pentahelix. Ia menilai kolaborasi ini penting untuk membangun sumber daya manusia yang baik.
"Tanpa kita membangun kualitas massa yang besar itu, akan lama mencapai kemajuan yang kita harapkan bersama-sama," kata Nizam, dalam gelar wicara Kolaborasi Industri dan Perguruan Tinggi Membangun Ekosistem Kampus Merdeka, Kamis (10/9).
Ia menganalogikan kolaborasi ini seperti burung garuda yang terbang. Paruhnya bisa direpresentasikan dengan perguruan tinggi yang difokuskan menjadi universitas kelas dunia. Sayapnya dianalogikan sebagai tulang punggung penggerak ekonomi. Sementara kakinya siap mencengkram untuk mengambil setiap peluang agar maju ke depan.
Lebih lanjut, Nizam mengatakan dari berbagai diskusi dengan mitra industri dan perguruan tinggi, sering kali kolaborasi ini memunculkan seseorang di kampus yang ternyata bisa menyelesaikan masalah industri. Pada dasarnya, kesempatan harus diberikan agar potensi seseorang dapat terlihat.
Selain itu, Nizam mengatakan untuk membangun sinergi ini tidak hanya untuk inovasi tapi juga untuk menyiapkan sumber daya manusia. "Saat ini setiap tahun perguruan tinggi dapat menghasilkan 1,7 juta lulusan, yaitu para sarjana, intelektual dan profesional. Dalam kondisi pandemi ini lapangan pekerjaan juga tidak seluas ketika kondisi normal," kata dia lagi.
Ia pun berharap agar para lulusan ini dapat menjadi job creator dengan bersinergi dengan UMKM, pembangunan desa, dan pemberdayaan UMKM. Sektor tersebut jumlahnya menyerap sekian persen dari anggaran kerja.