Kamis 10 Sep 2020 16:02 WIB

Wagub Bali Ungkap Penyebab Lonjakan Covid-19 di Bali

Penularan Covid-19 di Bali dipicu transmisi lokal.

Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan lonjakan kasus positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir di Pulau Dewata dipicu karena kasus transmisi lokal di lingkungan rumah tangga atau keluarga. Selain itu juga,  pelaksanaan upacara adat ikut memberi kontribusi. .

"Kita lihat secara rinci dan cermat apa yang menyebabkan beberapa hari terakhir timbul lonjakan (kasus COvid-19) di Bali, kalau kita dengar laporan teman-teman di kabupaten/kota lebih banyak diakibatkan oleh transmisi lokal rumah tangga dan upacara-upacara," kata Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace disela-sela menghadiri High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bali, di Denpasar, Kamis.

Baca Juga

Menurut dia, dengan dibukanya kembali tempat-tempat wisata, telah menyebabkan tak sedikit generasi muda yang sebelumnya harus berdiam di rumah kemudian meluapkan kegembiraan dengan berwisata. "Ini akhirnya timbul penderita-penderita yang tanpa gejala, OTG-OTG. Karena mereka muda-muda, sehat-sehat dan mereka pulang, ini yang menjadi sumber orang tuanya terkena (Covid-19-red) dan neneknya kena," ucap Cok Ace.

Kemudian karena daya tahan tubuh para orang tua yang sudah lemah, sehingga waktu penyembuhannya relatif lama serta risiko kematiannya tinggi. Di sisi lain, pihak pemprov juga akan membicarakan lagi dengan Majelis Desa Adat Provinsi Bali untuk meminimalkan pertemuan-pertemuan di lingkungan desa adat.

"Dulu masyarakat kita taat saat ada Maklumat Kapolri (terkait larangan berkerumun-red). Kapolda, Kapolres dulu semua turun. Sekarang agak longgar, apakah peran desa adat dikembalikan seperti dulu lagi? Kalaupun tidak taat seperti dulu lagi, tetapi mesti disadari COVID-19 masih ada," ujarnya.

Mengenai sorotan bahwa Bali persentase penggunaan ruang perawatan di rumah sakit tertinggi, Wagub Bali mengatakan hal itu karena ruangan yang tersedia dan jumlah pasien relatif seimbang.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali juga akan merapatkan dengan pihak RS swasta agar bisa digunakan sebagai RS rujukan penanganan COVID-19. "Andaikata disiapkan ruang lebih banyak, akan turun nanti persentasenya," kata Cok Ace.

Sementara itu, hingga Kamis (10/9) jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Provinsi Bali menjadi 6.834 orang. Sementara pasien yang sudah sembuh sebanyak 5.437 orang atau 79,56 persen dari total kasus positif yang terkonfirmasi.

Sedangkan untuk pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) yang dirawat di RS dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan BPK Pering) sebanyak 1.246 orang (18,23 persen) dan pasien yang meninggal dunia di Pulau Dewata secara kumulatif menjadi 151 orang atau 2,21 persen dari total kasus.

Peningkatan signifikan kasus harian positif Covid-19 dan kematian di Provinsi Bali terjadi sejak akhir Agustus 2020 dengan rata-rata di atas 150 kasus baru setiap harinya dan yang meninggal dunia bertambah 81 orang dalam kurun waktu sepekan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement