Kamis 10 Sep 2020 17:19 WIB

Pejuang Kemerdekaan Muslim tak Diakui Pemerintah India

Kontribusi pejuang kemerdekaan India beragama Islam tak diakui.

Rep: Febryan A/ Red: Muhammad Hafil
Pejuang Kemerdekaan Muslim tak Diakui Pemerintah India. Foto: Bendera India (Ilustrasi).
Foto: IST
Pejuang Kemerdekaan Muslim tak Diakui Pemerintah India. Foto: Bendera India (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KERALA -- Mereka berjuang melawan penjajahan Inggris dengan darah dan nyawa. Tetapi, kontribusi mereka tak diakui oleh negara yang mereka perjuangkan itu.

Begitulah nasib para pahlawan gerakan kemerdekaan India yang beraga Islam atau berasal dari kelompok marginal di masyarakat India. Salah satunya terjadi kepada Variyan Kunnathu Kunjahammed Haji yang baragama Islam.

Baca Juga

Haji adalah pemimpin Pemberontakan Malabar 1921. Ia juga memproklamirkan negara merdeka yang dinamakan Malayala Rajyam atau Bangsa Malayalam (kini merupakan bagian utara Negara Bagian Kerala). Dia memimpin negara itu selama enam bulan sebelum disiksa dan dieksekusi polisi Inggris.

Melansir Gulf News, Kamis (10/9), masalah pengakuan terhadap Haji berawal dengan dirilisnya film yang menceritakan perjuangan dirinya pada Juni lalu. Film itu berjudul 'Variyan Kunnan'.

Selang beberapa hari, beberapa film terkait topik sama pun ramai dirilis. Sebagian bercerita tentang peran Haji dalam pemberontakan. Namun, Ali Akbar, sutradara yang dekat dengan BJP (partai nasionalis Hindu yang tengah berkuasa di India), membuat film berujudl '1921' yang menampilkan Haji sebagai penjahat.  Film '1921' dibuat, kata Ali, untuk  'menunjukkan wajah sebenarnya' dari Pemberotakan Malabar.

Perdebatan pun pecah. Sebagian masyarakat menilai Haji sebagai pahlawan pembebasan. Sebagian lagi menuduhnya melakukan kekejaman selama perjuangannya.

Elite politik pun ikut merespons. Fraksi BJP di Kerala memanfaatkan momen itu untuk semakin memecah hubungan Hindu-Muslim dan menyerukan agar proyek yang memuji Haji dihentikan. Fraksi BJP melihat sosok Haji sebagai seorang fanatik yang melakukan kekerasan terhadap ribuan umat Hindu.

Sikap sebaliknya ditunjukkan oleh Ketua Menteri Kerala Variyan Kunnath, politisi dari Partai Komunis India. Ia menegaskan bahwa Haji adalah pejuang yang gagah berani melawan imperialisme Inggris dan negara menghormati kontribusinya.

Upaya penolakan atas peran Haji tak berhenti di situ. Perslihan meletus lagi ketika kelompok nasionalis Hindu mengetahui nama Haji dan Ali Musaliar, pemimpin Pemberontakan Malabar lainnya, ternyata termaktub sebagai pejuang kemerdekaan dalam 'Kamus Para Martir: Perjuangan Kemerdekaan India 1857-1947'.

Kamus lima jilid yang berisi detail para martir selama Perang Kemerdekaan India itu dirilis pada 2019 oleh Perdana Menteri Nerendra Modi (politisi parti BJP). Lantaran dirilis oleh sosok yang dipujanya, kelompok nasionalis Hindu merasa terpukul. Mereka pun memulai kampanye menentang isi buku tersebut.

Benar saja, tak lama berselang, soft copy buku tersebut dihapus dari situs Kementerian Kebudayaan India. Alasan kementerian menghapusnya adalah untuk 'memperbaiki kesalahan dalam kamus' dan akan segera dirilis ulang. Sejumlah anggota parlemen dari Kerala pun memprotes penghapusan itu dengan menyebutnya sebagai upaya menghapus peran Muslim dan menonjolkan peran Hindu dalam proses kemerdekaan India.

Bagaimana Peran Haji Sebenarnya?

Haji datang dari keluarga yang sedari awal melawan Inggris. Ayahnya bahkan diasingkan ke Kepulauan Andaman oleh Inggris lantaran terlibat pemberontakan 1894. Sedangkan Kunnathu Kunjahammed Haji tercatat tiga kali diasingkan karena aktivitas anti-Inggris.

Puncak perlawanan Kunnathu Kunjahammed Haji adalah ketika memimpin Pemberontakan Malabar dengan 60.000 pasukan. Setelah berhasil merebut sejumlah wilayah, ia pun memproklamirkan negara Malayala Rajyam pada 28 Agustus 1921.

"Dia menyebut dirinya Raja orang Hindu, Amir orang Muhammad dan Kolonel Tentara Khilafat," kata Wakil Kolektor C Gopalan Nair mengenai kepemimpinan Haji.

Haji memimpin negara muda itu dengan tetap menentang Inggris. Untuk melangsungkan negaranya, ia menunjuk petugas hukum, membuat sistem pajak, dan membuat paspor untuk rakyat.

Selama periode itu, dia melakukan berbagai upaya untuk mewujudka keadilan pada setiap komunitas. Bahkan, ia menyatakan bahwa akan menghukum dengan keras siapa pun yang menjarah dan melecehkan umat Hindu. Ia juga melarang upaya pemaksaan pindah agama.

Menurut sebagian sejarawan, kemimpinan Haji dilandasi pada semangat anti-Inggris. Namun, sebagian lain, menyebut Haji memiliki ide untuk mendirikan pemerintahan Muslim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement