Kamis 10 Sep 2020 18:13 WIB

Ketua KPU Gresik Terkonfirmasi Positif Covid-19

Ketua KPU Gresik terkonfirmasi positif Covid-19.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Komisis Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gresik, Akhmad Roni terkonfirmasi positif Covid-19. Hal tersebut berdasarkan hasil tes swabnya yang keluar pada Kamis (10/9), hari ini.

Komisioner KPU Gresik Divisi Sosialisasi dan SDM, Makmun mengatakan meski Ketua KPU Kabupaten Gresik terkonfirmasi positif Covid-19, namun hal itu tidak akan mengganggu tahapan pelaksanaan Pilkada 2020. "Iya (Ketua KPU Gresik positif Covid-19) dan sudah langsung isolasi mandiri. Kita pastikan tidak mengganggu tahapan Pilkada selanjutnya," katanya, Kamis (10/9).

Baca Juga

Makmun menegaskan, tidak terganggunya tahapan Pilkada 2020 karena masih ada empat komisioner yang bisa menjalankan berbagai tahapan sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Jadwal terdekat, kata dia, KPU Gresik akan melakukan rapat pleno penetapan daftar pemilih sementara (DPS) Pilkada 2020.

"Kemudian akan mengadakan sosialisasi dengan menggandeng sejumlah komponen masyarakat," ujarnya.

Selain itu, Makmun mengatakan KPU Gresik juga sedang dalam proses melakukan verifikasi berkas pendaftaran masing-masing bakal Paslon. Selanjutnya akan digelar rapat pleno penetapan peserta Pilkada Gresik pada 23 September 2020. Kemudian dilanjutkan agenda pengundian nomor urut peserta Pilkada pada 24 September 2020.

Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Gresik Elvita Yuliati mengatakan, KPU telah melakukan setiap tahapan Pilkada dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Hal ini, mengacu pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No 10/2020, yang merupakan perubahan atas PKPU No 6/2020 tentang Pemilihan Serentak Lanjutan dalam Kondisi Bencana Non-alam Covid-19. Artinya, belum diketahui yang bersangkutan tertular dari mana.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement