REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bhayangkara FC tengah mempertimbangkan untuk memindahkan markasnya imbas dari penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total di DKI Jakarta yang akan diberlakukan pada Senin (14/9).
"Ada kemungkinan kami akan pindah homebase," ujar manajer Bhayangkara FC Nyoman Yogi Hermawan saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (10/9).
Awalnya, The Guardian tetap memilih Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) sebagai markas dalam mengarungi lanjutan Liga 1 Indonesia. Berbeda dengan tim ibu kota lainnya, Persija Jakarta, memilih bermarkas di Stadion Sultan Agung, Bantul karena dinilai lebih aman dari penularan COVID-19.
Namun Nyoman belum bisa memastikan di mana mereka akan bermarkas dan akan lebih dulu berkomunikasi dengan jajaran manajemen Bhayangkara FC untuk mempertimbangkan segala kemungkinan.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Metro Jaya telah memberi lampu hijau untuk Bhayangkara FC dalam menggelar pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia yang akan dimulai pada 1 Oktober. Sebab markas Bhayangkara FC masuk dalam wilayah hukum Polda Metro.
Akan tetapi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan kembali menerapkan PSBB total dan hanya mengizinkan 11 sektor yang boleh menjalankan roda kegiatannya. Sementara untuk sektor olahraga diprediksi masuk dalam kegiatan yang tidak diperbolehkan digelar.
"Dengan melihat keadaan darurat di Jakarta, tidak ada pilihan lain selain keputusan untuk tarik rem darurat. Artinya kita terpaksa berlakukan PSBB seperti awal masa pandemi. Inilah rem darurat yang harus kita tarik," kata Anies.