REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Angka penambahan kasus baru Covid-19 di Provinsi Jawa Barat cukup masif. Berdasarkan data Pikobar Jawa Barat per hari Rabu (9/10) ada penambahan kasus mencapai 288 orang. Namun, mayoritas kasus ini merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Untuk menekan angka penyebaran, para OTG ini melakukan isolasi baik di rumah masing-masing atau ikut di tempat isolasi yang disediakan pemerintah daerah. Menurut Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum RSHS Bandung, M Kamaruzzaman, di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, jumlah keterisian ruang isolasi khusus Covid-19 pun masih sedikit. Dari 132 ruangan, hanya 37 saja yang terisi.
"Masih banyak kalau sekarang. Karena memang pasien yang dirawat di RSHS hanya yang alami sakit berat saja," ujar Kamaruzzaman, Kamis (10/9).
Kamaruzzaman mengatakan, sesuai prosedur RSHS Bandung, ketika ada pasien positif terpapar Covid-19 maka mereka akan dicek kesehatannya untuk ditentukan kategorisasi gejala pasien. Ketika pasien tersebut tanpa gejala, kata dia, maka pasien yang bersangkutan bisa melakukan isolasi di rumah sembari dipantau kesehatannya. Sedangkan yang alami gejala sedang bisa mengisolasi di Gedung PPSDM, Kota Cimahi.
RSHS, kata dia, selama ini melakukan kerja sama dengan PPSDM sehingga ruangan di sana juga dipantau oleh tim medis dari RSHS Bandung.
"Jadi ketika sakit ringan, kita langsung alihkan saja ke sana," katanya.
Dari 37 pasien yang dirawat di RSHS Bandung, kata dia, baru ada lima orang yang sudah dinyatakan positif tepapar Covid-19. Sedangkan sisanya yakni 32 orang masih menunggu hasil pemeriksaan swab dari laboratorium.
Meski belum dipastikan mereka terpapar, kata dia, tapi dengan kondisi kesehatan yang menurun, maka 32 orang ini tetap harus melakukan penanganan kesehatan di RSHS Bandung.