Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi presiden terkaya di Negeri Paman Sam sepanjang sejarah. Tak lain dan tak bukan karena Trump sendiri adalah pengusaha pengembang properti. Ia memiliki gedung perkantoran, hotel dan resor.
Namun, berdasarkan rilis Forbes 400 pandemi telah membuat Trump kehilangan hartra USD600 juta (Rp8,8 triliun). Trump telah dipusingkan dengan pandemi dan Pilpres AS sehingga kekayaannya ikut menurun.
Baca Juga: Donald Trump Pindahkan Dana Kampanye Rp33 M ke Bisnis Pribadinya
Peringkat Trump turun ke No. 352 dari 275 tahun lalu karena kekayaan bersihnya turun menjadi USD2,5 miliar (Rp37 triliun) dari USD3,1 miliar (Rp46 triliun).
Corona telah membuat bisnis Trump terpuruk. Nilai gedung perkantoran anjlok akibat kebijakan Work From Home (WFH), hotel dan resor pun sepi.
Sumber kekayaan Trump berasal pada setengah lusin bangunan di dalam dan sekitar tengah kota Manhattan di New York City. Selain itu, Trump juga memiliki lapangan golf dan kilang anggur yang turut terimbas. Bahkan, perusahaan yang ia miliki juga telah memangkas lebih dari 550 karyawan.
Meski demikian, Trump bukan satu-satunya miliarder yang kekayaannya berkurang selama pandemi Corona. Kekayaan bersih Warren Buffett juga turun USD7,3 miliar (Rp108 triliun). Lalu, CEO Las Vegas Sands Sheldon Adelson kehilangan USD4,7 miliar (Rp69 triliun) karena pandemi membuat kasino ditutup selama hampir tiga bulan.
Sementara Jeff Bezos masih bertahan sebagai orang terkaya di AS selama tiga tahun berturut-turut. Kekayaan Bezos menjadi USD179 miliar pada 24 Juli, naik 57% dari tahun lalu.