REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - 11 September 2001 atau tepat 19 tahun silam adalah hari paling memilukan bagi warga Amerika Serikat (AS). Kenangan pahit akan serangan terorisme beruntun menyisakan pilu yang tak tergantikan.
Dilansir laman History, pukul 08.45 waktu setempat tanggal 11 September, sebuah pesawat American Airlines jenis Boeing 767 menabrak menara utara World Trade Center (WTC) di New York. Pesawat itu membawa 20 ribu galon bahan bakar. Serangan pertama ini menyebabkan lantai 80 sampai 110 gedung WTC terbakar dan orang-orang di dalamnya tewas.
Kemudian 18 menit setelah insiden pertama, sebuah pesawat United Airlines jenis Boeing 767 muncul dan menabrak menara selatan WTC. Ledakan besar terjadi di atas lantai 60 dan puing-puing bangunan berjatuhan.
Kedua serangan tersebut dilakukan kelompok radikal dari Timur Tengah dan didanai kelompok Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden. Mereka ingin membalas dendam atas keterlibatan AS dalam berbagai operasi militer di Timur Tengah.
Satu jam setelah Boeing 767 menabrak menara selatan WTC, gedung berlantai 110 itu runtuh. Menara utara menyusul beberapa menit kemudian sehingga menambah kerusakan dan hilangnya nyawa. Gedung pencakar langit yang terbuat dari baja tersebut didesain untuk menahan angin besar dan api, namun tidak bisa menahan panas luar biasa yang dihasilkan dari bahan bakar pesawat.
Para saksi melaporkan melihat orang-orang melompat dari menara sebelum gedung roboh. Keadaan darurat telah diumumkan di Washington D.C. dan AS telah menutup wilayah udara dan perbatasannya dengan Meksiko dan Kanada.
Pasukan Amerika berada di salah satu status siaga tertinggi mereka. Pentagon juga telah mengerahkan kelompok pertempuran laut di lepas pantai timur negara itu untuk meningkatkan pertahanan udara.
BBC History mencatat saat itu Presiden Bush sedang pidato untuk murid-murid di sebuah sekolah Florida ketika kepala stafnya membisikkan berita tentang serangan itu kepadanya. Dia diterbangkan ke Pusat Komando Strategis AS di Nebraska, tempat senjata nuklir negara itu dikendalikan.
Setelah menyerang dua menara WTC di New York, pesawat American Airlines jenis Boeing 757 menabrak sisi barat gedung Pentagon, markas militer AS di Washington DC. Gedung runtuh seketika dan menewaskan 125 orang personel militer juga warga sipil.
Jumlah terakhir orang yang tewas dalam serangan bunuh diri pada 11 September itu sekitar 3.000 orang. Butuh hampir sembilan bulan untuk membersihkan jutaan ton puing-puing di "Ground Zero" tempat World Trade Center berdiri.
Penyelidikan kriminal terbesar dalam sejarah dengan cepat mengidentifikasi para pembajak, dan menghubungkan mereka dengan al-Qaeda - kelompok militan Islam yang didirikan oleh Osama bin Laden.
Presiden Bush mendeklarasikan perang dunia melawan teror. Pada 8 Oktober AS dan Inggris mencapai sasaran di Afghanistan, tempat bin Laden diyakini bersembunyi.
Rezim di Afghanistan jatuh dengan cepat di hadapan kekuatan militer Amerika, tetapi Osama bin Laden tetap bebas selama bertahun-tahun. Presiden Bush memperpanjang kampanye globalnya melawan teror ke Irak pada Maret 2003, ketika koalisi yang didominasi oleh pasukan AS dan Inggris menyerang.