REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Tujuh orang terluka, satu di antaranya luka parah akibat bentrok antarkampung yang terjadi di Jayapura, Papua, satu di antaranya kritis. Bentrokan yang terjadi di sepanjang ruas jalan trans Jayapura-Holtekam Kamis (10/9) petang, akibat masalah hak ulayat tanah antara kampung Nafri dan Enggros. Ketujuh korban yang mengalami luka-luka saat ini dirawat di RS Bhayangkara dan RS TNI AL Hamadi.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw di Jayapura, Jumat (11/9) pagi mengakui sempat mendatangi kedua kelompok masyarakat dan meminta untuk tidak saling menyerang. Dalam pertemuan tersebut dia mengajak untuk sementara warga menahan diri agar tidak ada korban lagi, dan Polda Papua akan melakukan pendampingan guna menyelesaikan kasus tersebut.
Polda Papua akan memfasilitasi untuk membicarakan masalah hak ulayat dengan menghadirkan perwakilan dari Kampung Nafri, Enggros, Tobati dan Skouw. Dalam pertemuan Kamis malam, pihaknya juga minta warga membuka kembali akses jalan yang sempat ditutup agar aktivitas masyarakat kembali normal. "Saat ini situasi sudah kondusif," kata Kapolda Papua Irjen Pol Waterpauw.
Bentrokan antar kampung menyebabkan 10 pondok wisata yang ada disepanjang pantai Holtekam ludes terbakar. Selain itu dua unit mobil juga rusak.