Jumat 11 Sep 2020 10:29 WIB

Boeing Kena Masalah Cacat Manufaktur Lagi

Pesawat 787 Dreamliner milik Boeing bermasalah pada sirip ekor vertikalnya.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Boeing mengatakan sedang berdiskusi dengan regulator keselamatan Amerika Serikat tentang masalah manufaktur yang ditemukan tahun lalu di armada 787 Dreamliner-nya.
Foto: AP Photo/Shizuo Kambayashi
Boeing mengatakan sedang berdiskusi dengan regulator keselamatan Amerika Serikat tentang masalah manufaktur yang ditemukan tahun lalu di armada 787 Dreamliner-nya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Boeing mengatakan sedang berdiskusi dengan regulator keselamatan Amerika Serikat tentang masalah manufaktur yang ditemukan tahun lalu di armada 787 Dreamliner-nya. KOMO News Radio di Seattle melaporkan masalah ini terkait sirip ekor vertikal pada armada Boeing 787 dan dapat mempengaruhi 680 perusahaan penerbangan.

Ini adalah masalah produksi keempat yang dilaporkan dan terungkap dalam beberapa hari terakhir yang melibatkan 787. Ditanya tentang masalah terbaru, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menegaskan pada hari Kamis bahwa pihaknya sedang menyelidiki cacat manufaktur yang mempengaruhi beberapa pesawat jet Boeing 787.

Namun regulator tersebut tidak mengeluarkan arahan terkait kelaikan kerja barunya. KOMO mengatakan cacat manufaktur melibatkan celah yang berlebihan dan dapat menimbulkan masalah keselamatan. Ini menyebabkan ketegangan pada struktur pesawat dari waktu ke waktu.

Boeing mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa masalah yang baru dilaporkan ditemukan pada akhir 2019 dan telah ditangani dalam produksi. Ia menambahkan para insinyurnya memutuskan masalah tersebut tidak langsung mempengaruhi keselamatan penerbangan dan tidak diperlukan tindakan segera.

Produsen pesawat terbesar AS ini menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan FAA untuk menyelesaikan panduan untuk armada dalam layanan. "Ini akan membutuhkan pemeriksaan satu kali selama pemeliharaan terjadwal secara teratur," katanya dilansir Reuters.

Boeing mengatakan sebelumnya bahwa pihaknya memantau pembuatan stabilizer horizontal 787. Beberapa komponen dijepit dengan kekuatan yang lebih besar dari yang ditentukan, dan dapat mengakibatkan verifikasi celah dan shimming yang tidak tepat.

Seseorang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut mengatakan bahwa masalah stabilisator horizontal memerlukan pemeriksaan sebanyak sekitar 900 pesawat. Pada hari Senin, FAA mengatakan pihaknya juga sedang menyelidiki dua masalah manufaktur lainnya di sekitar 787.

Boeing mengatakan pada Agustus bahwa maskapai telah menghapus delapan 787 dari layanan sebagai akibat dari dua masalah manufaktur yang berbeda di bagian badan pesawat. Boeing mengatakan pada hari Senin bahwa beberapa pesawat memiliki shim yang ukurannya tidak sesuai, dan beberapa pesawat memiliki area yang tidak memenuhi spesifikasi kerataan kulit. Shim digunakan untuk menutup celah kecil pada sambungan. Boeing mengidentifikasi masalah shimming pada Agustus 2019.

"Secara individual masalah ini, meski tidak memenuhi spesifikasi, masih memenuhi kondisi beban batas. Namun, jika digabungkan di pesawat yang sama, mengakibatkan kondisi yang tidak memenuhi persyaratan batas beban," kata Boeing.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement