REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah menilai, kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menarik 'rem darurat' telah berdampak signifikan pada pasar keuangan nasional. Berdasarkan catatan Said, saham-saham perusahaan dalam negeri senilai ratusan triliun terjual bersih di pasar reguler.
Said menyesalkan pengumuman Anies yang dinilainya sebagai pernyataan bombastis dan dramatis, hingga menimbulkan dampak ke berbagai sektor, termasuk keuangan. "Dan membakar ludes Rp 300 triliun saham-saham kita, berguguran," katanya saat Rapat Kerja dengan Pemerintah dan DPR tentang Pembicaraan Tingkat I RUU APBN 2021, Jumat (11/9).
Sebagai multiplier effect-nya, Said mengatakan, aksi jual bersih itu akan memberikan tekanan pada sektor riil. Bahkan, menurutnya, industri ritel bisa hancur akibat korporasi yang 'berantakan'.
Said turut menyinggung, berbagai kebijakan Bank Indonesia (BI) yang selama ini mampu menstabilkan sektor keuangan, terutama di tengah pandemi Covid-19 bisa ‘berbalik arah’ akibat pengumuman Anies. "Kita khawatir, upaya yang dilakukan Gubernur BI akan menjadi sia-sia bagi kita semua, kalau tidak ada koordinasi yang baik di semua lini," ucap perwakilan dari fraksi PDIP itu.