VIVA – April 2020 lalu, publik dihebohkan dengan berita bahwa Eminem mendapati seorang penyusup di rumahnya. Penyusup itu membobol rumahnya yang berada di Detroit, Michigan.
Kabar terbaru, penyusup itu mengaku bahwa ia berencana membunuh rapper tersebut. Demikian dilansir dari laman Aceshowbiz, Jumat, 11 September 2020.
Baca Juga: Penggemar Panik, Ada yang Ngaku Bunuh Eminem
Rencana jahat sang penyusup, Matthew David Hughes, terungkap selama pemeriksaan pendahuluan di Pengadilan Distrik Macomb County pada Rabu, 9 September 2020.
Petugas polisi Kotapraja Clinton, Adam Hackstock, mengatakan dalam sebuah kesaksian, "Ketika Tuan Mathers bertanya mengapa dia ada di sana, dia diberi tahu oleh Tuan Hughes bahwa dia ada di sana untuk membunuhnya (Eminem)," ucapnya.
Namun, pengacara Hughes, Richard Glanda, mengatakan bahwa kliennya menyangkal pernah mengatakan itu.
"Saya tidak yakin dari mana (pernyataan polisi) itu berasal," kata sang pengacara.
Menurutnya, tidak ada kontak fisik yang terjadi antara sang klien dan Eminem di rumah tersebut.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, pda 5 April 2020 lalu, Eminem, yang bernama asli Marshall Bruce Mathers III, terbangun dan menemukan seorang pria berdiri di belakangnya. Rapper berusia 47 tahun itu awalnya mengira itu adalah keponakannya, namun ternyata ia adalah orang asing yang kemudian diidentifikasi sebagai Hughes.
Polisi juga bersaksi bahwa Eminem mengajak Hughes berkeliling rumahnya dan mengantarnya melewati area TV, ruang permainan dan lapangan basket ke pintu keluar rumah. Ketika Adam Hackstock tiba di rumah itu, dia mengatakan dia melihat seorang satpam bergulat dengan Hughes yang dilaporkan menggumamkan kata 'teman' dan mengaku dia tinggal di dekat rumah Eminem.
Hughes diduga menggunakan batu untuk menghancurkan jendela dapur dan mendapatkan akses ke rumah Eminem, dan membuat alarm menyala di tengah malam. Dia telah ditahan sejak insiden itu, didakwa dengan tuntutan invasi rumah tingkat pertama dan perusakan properti yang berbahaya.
Hughes ditahan dengan uang jaminan US$50 ribu dan tampaknya ia merupakan seorang tunawisma. Pengacaranya, yang ditunjuk oleh pengadilan, meminta evaluasi kompetensi untuk kliennya, tetapi Hughes menolaknya.
"Menurut pendapat saya, saya pikir ada semacam masalah mental yang terlibat di sini," kata pengacara Hughes.