Sabtu 12 Sep 2020 03:08 WIB

Lahan Bekas Tambang Dimanfaatkan Jadi Kebun Pisang Cavendish

Lahan seluas 2 hektar ini ditanami 3.000 pohon pisang cavendish.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Pisang merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang kaya ragam varietas dan jenisnya di Indonesia.
Foto: Kementan
Pisang merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang kaya ragam varietas dan jenisnya di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) memanfaatkan kawasan lahan bekas tambang tanah liat Pabrik Tuban di Desa Tlogowaru, Kecamatan Merakurak, menjadi area perkebunan pisang cavendish. Lahan seluas 2 hektar ini ditanami 3.000 pohon pisang cavendish. Pengelolaannya dilakukan 17 petani yang tergabung dalam Koperasi Petani Green Belt SIG.

Wihadi, salah satu petani Green Belt SIG asal Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Tuban, mengatakan, kelompok taninya telah melakukan 10 kali panen. Setiap panen mampu menghasilkan 100 tandan pisang senilai Rp5 juta.

"Pisang tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Tuban dan ada juga pemesanan dari luar kota," kata dia melalui siaran tertulisnya, Jumat (11/9).

Wihadi mengaku, program perkebunan pisang cavendish ini sangat bermanfaat bagi kelompok taninya. Karena dapat menambah penghasilan keluarga. Saat ini pisang yang dibudidayakan telah rutin berbuah, perawatannya pun mudah. Selain itu, SIG juga terus memberikan pendampingan agar para petani memperoleh hasil maksimal.

"Tidak hanya itu, perusahaan juga membantu proses distribusi dan penjualan melalui Koperasi Petani Green Belt, sehingga kami tidak lagi  kesulitan untuk pemasarannya,” ujar Wihadi.

General Manager of CSR SIG, Edy Saraya mengatakan, pemanfaatan kawasan lahan pascatambang tanah liat menjadi perkebunan pisang cavendish ini merupakan salah satu upaya untuk membantu petani yang memiliki keterbatasan lahan garapan. Edy mengatakan, selain digunakan untuk perkebunan pisang cavendish, lahan pascatambang tanah liat Pabrik Tuban juga dikembangkan menjadi kawasan Ecopark.

"Saat ini juga sedang dibudidaya berbagai tanaman lainnya seperti anggur, klengkeng, alpukat, dan lainnya. Ecopark juga akan dilengkapi berbagai sarana dan prasarana camping ground, arena pancing, sentra kuliner dan peternakan kambing. Sehingga bisa menjadi tempat wisata edukasi bagi masyarakat,” ujar Edy Saraya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement