Jumat 11 Sep 2020 16:15 WIB

Saham Syariah Naik di Tengah Tren Penurunan Bursa Efek Qatar

Ekuitas syariah menentang tren penurunan secara keseluruhan di Bursa Efek Qatar,

Rep: Idealisa Masyafrina/ Red: Muhammad Hafil
Saham Syariah Naik di Tengah Tren Penurunan Bursa Efek Qatar. Foto: Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: Islamitijara.com
Saham Syariah Naik di Tengah Tren Penurunan Bursa Efek Qatar. Foto: Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  ABU DHABI -- Ekuitas syariah menentang tren penurunan secara keseluruhan di Bursa Efek Qatar, yang kehilangan sekitar 47 poin sebagai barometer utamanya minggu ini.

Dana Teluk berubah menjadi lesu dan aksi jual investor asing mencatatkan kenaikan pada minggu ini, dilansir di Pakistan Observer, Jumat (11/9). Badan pemeringkat kredit global Moody memandang bahwa uang tunai dan hutang minimal dari Industri Qatar (IQ) memberi IQ fleksibilitas finansial untuk mengkonsolidasikan kepemilikan dalam usaha patungannya.

Baca Juga

Sektor telekomunikasi, perbankan, barang konsumen, dan transportasi menyaksikan aksi ambil untung yang lebih tinggi dari rata-rata karena 20 saham Qatar Index turun 0,47 persen minggu ini. Ini membuat obligasi Ahlibank Qatar senilai 500 juta dolar AS mengalami oversubscribe lebih dari tiga kali.

Volume dan nilai perdagangan meningkat minggu ini yang membuat Grup Real Estat Barwa dan Otoritas Pekerjaan Umum (Ashghal) menandatangani kerjasama untuk mengembangkan delapan sekolah di bawah fase pertama kemitraan publik swasta.

Investor ritel Teluk terlihat semakin banyak melakukan aksi jual pada minggu ini, sementara anak perusahaan asuransi Doha Bank, DBAC, berganti nama menjadi Asuransi Sharq.  Namun, dana domestik dan individu non-Qatar terlihat bullish di pasar minggu ini yang melihat 1,33 juta dana yang diperdagangkan di bursa yang disponsori Masraf Al Rayan QATR senilai 3,02 juta riyal qatar (Rp 12,36 miliar) perdagangan di 51 transaksi.

Investor ritel lokal dan Arab melakukan aksi beli minggu ini yang melihat total 30.131 QETF (dana yang diperdagangkan di bursa Qatar) yang disponsori oleh Bank Doha senilai 292.367 riyal qatar (sekitar Rp 1,2 miliar) berpindah tangan di 11 kesepakatan.

Kapitalisasi pasar lebih dari 1 miliar riyal qatar (Rp 4,09 triliun) atau 0,19 persen melonjak menjadi 573, 26 miliar riyal (sekitar Rp 2.347 triliun), terutama pada segmen microcap minggu ini yang melihat lebih dari 55 persen konstituen yang diperdagangkan memberikan keuntungan kepada investor.

Total Return Index turun 0,47 persen dan All Share Index 0,71 persen, sedangkan Al Rayan Islamic Index naik 0,43 persen minggu ini yang membuat empat dari tujuh sektor mengalami tekanan jual.  Indeks telekomunikasi anjlok 2,64 persen, perbankan dan jasa keuangan (1,51 persen), barang dan jasa konsumen (1,31 persen) dan transportasi (1,15 persen); sementara real estate melonjak 3,57 persen, industri (1,12 persen) dan asuransi (0,2 persen) minggu ini yang melihat pergerakan peti kemas melalui pelabuhan Hamad, Doha dan Ruwais tumbuh sekitar 4 persen year on year (yoy) di Agustus 2020.

Yang merugi besar termasuk Inma Holding,  Qatari Investors Group, Ooredoo, Doha Bank, Nakilat, QNB, Qatar Islamic Bank, Commercial Bank, QIIB, Al Khaliji, Medicare Group, Woqod, Al Meera, Qatar Electricity and Water, Mazaya Qatar dan Vodafone Qatar minggu ini yang melihat sektor otomotif Qatar menyaksikan momentum yang kuat di Juli 2020. Juga, Salam International Investment, Ezdan, Qamco, Ahlibank Qatar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement