REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan pada pertemuan kesehatan internasional bahwa pengujian klinis untuk vaksin Covid-19 perlu menyertakan populasi Afrika untuk memastikan mereka sesuai untuk orang Afrika.
“Sangat penting bahwa negara-negara Afrika mendapat manfaat dari vaksin yang sedang dikembangkan,” kata Ramaphosa pada pertemuan tingkat tinggi pertama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Dewan Fasilitas Akses ke Alat Accelerator Covid-19, Kamis (11/9).
Ramaphosa memimpin rapat bersama Perdana Menteri Norwegia Ema Solberg. Pertemuan tersebut secara resmi meluncurkan kolaborasi internasional di antara beragam perwakilan pemimpin dan mitra global untuk mempercepat pengembangan, produksi, dan penyebaran vaksin, terapi, dan diagnostik yang adil Covid-19.
Ramaphosa mengatakan dunia tidak bisa mencapai cakupan kesehatan universal ketika vaksin Covid-19 hanya tersedia di negara-negara yang memiliki sumber daya yang baik dalam penelitian, manufaktur, distribusi dan layanan.
"Selama seseorang di dunia terpapar virus korona, betapapun jauhnya mereka, kita semua berisiko terdampak kebangkitan Covid-19," ujar dia.
Ramaphosa, yang juga ketua Uni Afrika, mengatakan dunia perlu bergerak cepat untuk memastikan setiap orang memiliki akses ke vaksin pada saat diproduksi. Pemimpin Afrika Selatan itu mengatakan negara-negara harus mendukung inisiatif global saat ini untuk mendanai vaksin Covid-19.
“Kita harus menggunakan semua infrastruktur yang tersedia untuk melakukan penelitian guna menemukan vaksin yang aman dan efektif. Upaya WHO untuk memungkinkan kolaborasi antar ilmuwan untuk melakukan uji klinis sangat disambut baik," kata dia.
Ramaphosa juga mengatakan bahwa sebagai komunitas global, negara harus mendorong warganya berpartisipasi dalam uji klinis yang aman untuk berbagai vaksin.