Jumat 11 Sep 2020 16:57 WIB

Jokowi Nilai Pembatasan Sosial Tingkat RT/RW Lebih Efektif

'Jokowi menekankan efektivitas itu berdasarkan pengalaman empiris.'

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman
Foto: Antara/M Ali Wafa
Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memandang pembatasan sosial skala mikro lebih efektif ketimbang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mencakup wilayah lebih luas. Pembatasan sosial skala mikro yang dimaksud Jokowi, dilakukan di cakupan wilayah yang lebih kecil, seperti RT dan RW, atau skala komunitas.

Hal ini dijelaskan oleh Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman yang ikut mendampingi Presiden Jokowi saat bertemu dengan sejumlah pimpinan media. Kepada perwakilan media massa, ujar Fadjroel, presiden menekankan penilaian tentang pembatasan sosial berskala mikro yang lebih efektif tersebut berdasarkan pengalaman empiris sepanjang penanganan Covid-19 selama ini. 

Baca Juga

"Beliau menekankan, berdasarkan pengalaman empiris sepanjang menangani pandemi covid19, pembatasan sosial berskala mikro/komunitas lebih efektif menerapkan disiplin protokol kesehatan," ujar Fadjroel, Jumat (11/9). 

Pembatasan sosial berskala mikro dianggap lebih efektif karena melibatkan masyarakat di level bawah. Pembatasan ini juga melibatkan langsung ketua RT, ketua RW, atau komunitas tertentu yang lingkupnya kecil. Cara ini dianggap lebih ampuh menekan penularan Covid-19. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan menerapkan kembali PSBB total per Senin (14/9) mendatang. Hanya 11 sektor esensial dan vital yang diperbolehkan tetap beroperasi sepanjang PSBB ini. Itupun jumlah karyawan dan pegawai yang bekerja dibatasi maksimal 50 persen. 

Keputusan untuk menginjak rem darurat ini berdasrkan tiga indikator yang jadi pertimbangan Pemprov DKI Jakarta. Ketiganya adalah tingkat kematian akibat Covid-19 yang tinggi, ketersediaan tempat tidur isolasi serta ruang ICU isolasi, dan tingkat kasus harian yang semakin meningkat. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement