REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bioskop Online dan Visinema berkolaborasi menghadirkan konser musik berformat story telling dari sebuah film. Konser Wave of Cinema yang dimulai pada 18 September hingga 9 Oktober itu menghadirkan pengalaman berbeda dari konser musik pada umumnya.
“Wave of Cinema itu konser virtual dengan konsep bercerita. Lo nonton konser musik, seolah nonton series. Kenapa konser bercerita? Saya meyakini selama ini orang-orang rindu nonton konser yang dapat dirasa dan dilihat langsung," kata Produser Wave of Cinema Sharon Sakira (Sasa) dalam Press Conference Lauching Konser “Wave Of Cinema”, Kamis (10/9).
Namun karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, banyak konser dialihkan secara virtual. Menurut dia, konser bentuk virtual harusnya menyajikan kedekatan dengan penonton. Sementara cerita adalah hal yang bisa membuat konser lebih dekat.
“Cerita membangun emosi. Jadi berasa nonton series,” ujar dia.
Selain menyajikan story telling, Sasa mengatakan, Wave of Cinema menggunakan multiple angle kamera yang membuat penonton bisa memilih ingin melihat idolanya dari berbagai sisi. Ada juga fitur live chat antara penonton dan host-nya.
Setidaknya 30 musisi dijadwalkan mengisi Wave of Cinema, seperti Ananda Badudu ft. Nadin Amizah, Ardhito Pramono, Padi Reborn, Gamaliel, Isyana, Andien, Ello, Kunto Aji, Fourtwnty, Efek Rumah Kaca, Maliq & D’Essential. Durasi konser berlangsung selama 1,5 hingga dua jam.
Harga tiket Early Bird sebesar Rp 99 ribu untuk empat pertunjukan, sementara harga normal Rp 120 ribu untuk empat pertunjukan. Untuk satu pertunjukan harga tiketnya sebesar Rp 50 ribu.
Konser diselenggarakan selama empat kali sesuai film, seperti Filosofi Kopi pada 18 September; Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini pada 25 September; Generasi 90an: Melankolia pada 2 Oktober, dan Surat dari Timur (gabungan film Surat dari Praha dan Cahaya dari Timur pada 9 Oktober.
CEO Visinema Angga Dwimas Sasongko mengatakan, Wave of Cinema adalah kolaborasi besar yang ambisius di tengah pandemi virus corona. Konser tersebut tidak semata-mata memindahkan pertunjukan dari tatap muka ke virtual saja, tetapi juga menawarkan pengalaman yang berbeda.
”Munculnya Wave of Cinema hanya bisa dilakukan di secara online (daring),” kata Angga.