REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- The Russian Direct Investment Fund (RDIF) berencana memasok hingga 100 juta dosis vaksin ke berbagai negara di Amerika Latin. RDIF merupakan salah satu entitas yang menyokong pengembangan vaksin Rusia "Sputnik V".
"Seperti yang Anda ketahui, kemarin kami sepakat untuk memasok 32 juta dosis ke Meksiko. Dalam waktu terdekat, mungkin besok, kami akan mengumumkan pasokan hingga 100 juta dosis di negara Amerika Latin lainnya," kata CEO RDIF Kirill Dmitriev pada Kamis (10/9), dikutip laman Sputnik.
Dia mengungkapkan lebih dari 20 negara telah mengajukan pengajuan pembelian satu miliar dosis vaksin Sputnik V. Menurutnya, Rusia telah menyetujui produksi di lima negara. Dmitriev cukup yakin Sputnik V aman. "Pada Tahap 1 dan Tahap 2, vaksin kami telah menunjukkan efisiensi 100 persen, tanpa efek samping. Ini juga membantu membentuk kekebalan jangka pendek dan jangka panjang," ujarnya.
Saat ini Sputnik V sedang menjalani uji klinis fase 3. Warga Rusia diperkirakan akan memiliki akses penuh terhadap vaksin dalam tempo sembilan bulan hingga satu tahun mendatang. Dengan catatan, semua hal dalam proses pengujian berjalan sesuai rencana.
Sputnik V secara resmi didaftarkan Rusia pada 11 Agustus lalu. Rusia menjadi negara perdana yang melakukan hal tersebut. Kendati Rusia mengklaim vaksinnya cukup efektif dan membentuk kekebalan, banyak pihak yang meragukannya. Sejumlah ilmuwan khawatir Moskow menempatkan prestise nasional di atas keselamatan.