REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mengumumkan kesiapan mereka untuk memulai negosiasi intra-Afgan yang telah lama tertunda pada 12 September di Doha, Qatar.

"IEA (Islamic Emirate of Afghanistan) bermaksud melakukan negosiasi dengan baik, membangun perdamaian yang tahan lama, dan sistem Islam murni dalam kerangka nilai-nilai Islam dan kepentingan tertinggi negara kita," kata juru bicara Taliban Mohammed Naeem lewat Twitter.

Dalam perombakan besar-besaran, kelompok gerilyawan Taliban menunjuk 21 anggota delegasi pada Minggu untuk perundingan damai dengan pemerintah Afghanistan. Menurut Zabiullah Mujahed, jubir kelompok tersebut, tim negosiasi dibentuk berdasarkan keputusan Ketua Taliban Mulla Hibat Ullah.

"Syekh Mawlawi Abdul Hakim ditunjuk sebagai ketua tim negosiasi dan Sher Muhammad Abbas Stanekzai sebagai wakilnya. Sementara itu, Muhammad Naeem Wardak ditunjuk sebagai juru bicara Kantor Politik," kata dia.

Berdasarkan kesepakatan AS-Taliban, lebih dari 5.000 pemberontak dan 1.000 pasukan keamanan yang ditawan oleh pihak Afghanistan dalam konflik akan dibebaskan sebelum negosiasi dimulai. Perkembangan itu terjadi setelah delegasi Taliban yang dipimpin oleh Wakil Ketua Mullah Abdul Ghani Baradar mengunjungi Pakistan bulan lalu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika