Jumat 11 Sep 2020 20:16 WIB

Jabar Pinjam Dana Rp 4 T ke Pusat untuk Pemulihan Ekonomi

Pinjaman dari pusat itu sekitar Rp 4 triliun yang membuat volume APBD menjadi sehat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, Kebijakan Umum Anggaran (KUA ) dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), rencana kegiatan kegiatan, terkait detail anggaran akan dibahas di Perda APBD. Fokusnya, adalah Jabar harus kembali tumbuh dengan positif. Maka, prioritas semua anggaran akan diarahkan untuk pemulihan ekonomi pasca Covid-19. 

Ridwan Kamil memperkirakan, nilai volume APBD ada di Rp 44 triliun. Nilai, ini terlihat sama dengan tahun lalu, karena ada tambahan pinjaman daerah dari pemerintah pusat dengan bunga nol persen.

"Pinjaman dari pusat itu sekitar Rp 4 triliun yang membuat volume APBD kita menjadi sehat," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Jumat (11/9).

Emil menyepakati, pinjaman daerah itu memang diniatkan untuk fokus pada anggaran untuk pemulihan ekonomi. Kemudian, dia juga memberikan inovasi baru yakni ada beberapa proyek yang tidak lagi pertahun. Tapi, multiyears atau tahun jamak karena kalau proyek besar dikerjakan pertahun biasanya hilang empat atau lima bulan untuk proses lelang tahunan. 

"Contohnya Masjid Raya Jawa Barat. Nah sekarang diputuskan, terima kasih pak Ketua (DPRD Jabar) memberikan kebijakan kebersamaan, bahwa ada enam proyek dari mulai masjid raya jabar, jalan under pass di Depok, kemudian ada jalan raya di Garut kalau tidak salah, di Sukabumi itu melalui tahun jamak," paparnya.

Dengan kebijakan itu, kata dia, artinya lelangnya sekali tapi anggarannya bisa dua, tiga tahun tanpa harus dilelang lagi. "Ini adalah terobosan," katanya.

Terobosan berikutnya, kata dia, pihaknya sudah mulai lelang, setelah KUA PPAS ini. Pekerjaannya dilakukan di awal tahun 2021, tapi proses lelangnya dilakukan setelah kesepahaman karena volume angkanya sama. 

"Harapannya dengan inovasi ini maka belanja tidak lagi tersendat-sendat di awal mulai naik di tengah dan puncaknya di akhir, tapi (dengan inovasi ini) dari awal sudah ngebut (proses pengerjaan proyek).  Itu hasil kesepahaman yang sudah ditandatangani dengan pimpinan dewan," paparnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement