REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepolisian Rusia telah melacak pergerakan politikus oposisi Alexei Navalny dan apa yang dia minum sebelum jatuh sakit di Siberia bulan lalu. Kepolisian sedang berusaha menemukan saksi yang telah meninggalkan Rusia, kata kementerian dalam negeri, Jumat (11/9).
Kementerian mengatakan sedang mempersiapkan permintaan lain untuk bantuan hukum dari Jerman, negara tujuan tempat Navalny diterbangkan ke rumah sakit bulan lalu setelah Navalny, menurut Berlin, mendapat serangan berupa racun saraf Novichok. Dalam sebuah pernyataan, departemen transportasi kementerian dalam negeri di Siberia mengatakan ingin mengirim penyelidik untuk bekerja bersama Jerman dalam kasus tersebut, setelah Navalny dilaporkan sudah pulih dari koma.
"Permintaan ini akan mencakup permohonan untuk kemungkinan kehadiran penyelidik urusan dalam negeri Rusia dan seorang spesialis Rusia ketika rekan-rekan Jerman melakukan penyelidikan dengan Navalny, dokter, dan ahli," kata kementerian itu dalam pernyataan.
Kementerian Dalam Negeri Rusia juga meminta izin untuk mengajukan klarifikasi dan pertanyaan tambahan. Permintaan tersebut tampaknya tidak akan berhasil mengingat Jerman mengatakan telah memastikan adanya Novichok.
Jerman juga menuntut penjelasan dari Moskow, seruan yang sangat digaungkan oleh negara-negara Barat lainnya. Beberapa politikus Jerman bahkan telah menyerukan sanksi tambahan terhadap Rusia.
Rusia belum melakukan penyelidikan kriminal secara resmi. Rusia berpegang teguh pada sikap pihaknya perlu bukti kuat dari Jerman kalau Navalny memang diracun.
Polisi transportasi di Tomsk telah menetapkan urutan waktu kejadian yang menyebabkan Navalny jatuh sakit, kata kementerian itu. Urutan yang dimaksud mencakup sebuah hotel, restoran, flat, dan kedai kopi yang pernah dikunjungi Navalny. Kementerian juga mengatakan Navalny sempat minum anggur dan koktail beralkohol.
Beberapa hari setelah Navalny sakit, juru bicara sang tokoh oposisi Rusia itu membantah keras tuduhan Navalny telah mengonsumsi alkohol. Kementerian mengatakan polisi telah mewawancarai lima dari enam orang, yang dikatakan menemani Navalny dalam perjalanan ketika dia jatuh sakit.
Polisi juga sedang mencari orang keenam bernama Marina Pevchikh, seorang warga Inggris yang terbang ke Jerman pada 22 Agustus dan yang keberadaannya dikatakan saat ini sedang dicari, dilansir dari Reuters.