REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Bahrain dan Israel setuju untuk membangun hubungan diplomatik secara penuh. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan itu pada Jumat (12/9), dan menyebutnya sebagai kesepakatan bersejarah.
Dalam pernyataan bersama, AS, Bahrain dan Israel mengatakan, kesepakatan itu dicapai usai Trump berbicara dengan PM Israel Benjamin Netanyahu dan Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa.
"Ini adalah proses bersejarah untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah," tulis pernyataan tersebut seperti dilansir Aljazirah.
Kesepakatan ini tercapai setelah Uni Emirate Arab juga mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel pada bulan lalu. Trump mengatakan kepada wartawan, Bahrain akan ikut bersama Israel dan UEA untuk menandatangani perjanjian di Gedung Putih pada 15 September.
"Tak menyangka, ini dapat terjadi dan sangat cepat," ujar Trump.
Penasihat Gedung Putih yang juga mantu Donald Trump Jared Kusher menyambut baik perjanjian ini dan menyebutnya sebagai puncak dari kerja hebat pemerintahan Trump selama empat tahun. "Kita akan melihat awal baru Timur Timur Tengah, dan presiden telah mengamankan aliansi untuk mencapai semua itu," ujar Kusher.