Sabtu 12 Sep 2020 15:22 WIB

Indeks Harga Konsumen AS Meningkat karena Mobil Bekas

Harga mobil bekas naik sebesar 5,4 persen.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Indeks harga konsumen di Amerika Serikat naik 0,4 persen pada Agustus 2020, ini terjadi didorong harga mobil bekas yang melonjak dalam jumlah terbesar dalam 51 tahun terakhir.
Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Indeks harga konsumen di Amerika Serikat naik 0,4 persen pada Agustus 2020, ini terjadi didorong harga mobil bekas yang melonjak dalam jumlah terbesar dalam 51 tahun terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Indeks harga konsumen di Amerika Serikat naik 0,4 persen pada Agustus 2020. Dilansir AP, Jumat (11/9) Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan ini terjadi didorong harga mobil bekas yang melonjak dalam jumlah terbesar dalam 51 tahun terakhir.

Kepala ekonom AS di High Frequency Economics, Rubeela Farooqi mengatakan inflasi konsumen telah meningkat karena aktivitas ekonomi dilanjutkan. Terpantau akselerasi lebih lanjut meskipun trennya tetap stagnan dengan latar belakang permintaan yang lemah dan kelebihan kapasitas.

Baca Juga

Kenaikan indeks harga konsumen di bulan Agustus mencerminkan beberapa moderasi menyusul kenaikan signifikan sebesar 0,6 persen pada bulan Juni dan Juli. Ini terjadi karena laju kenaikan harga energi yang melambat.

Namun, masih ada sektor yang menunjukkan kenaikan harga lebih besar. Kenaikan tertinggi sebesar 5,4 persen terjadi pada harga mobil bekas yang menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak Maret 1969. Harga mobil baru tidak berubah di bulan Agustus.

Namun analis memperkirakan kemungkinan kenaikan harga mobil baru dalam beberapa bulan mendatang karena kekurangan pasokan. Produksi kendaraan bermotor ditutup sepenuhnya selama musim semi karena pandemi menutup sebagian besar perekonomian.

Kenaikan besar lainnya terlihat pada perabotan rumah tangga yang melonjak 0,9 persen dan kenaikan bulanan terbesar sejak Februari 1991. Harga furnitur, tempat tidur dan peralatan menunjukkan kenaikan signifikan.

Namun, meski dengan kenaikan baru-baru ini, kenaikan inflasi selama tahun lalu tidak terlalu besar. Inflasi keseluruhan naik 1,3 persen, sementara inflasi inti yang tidak termasuk energi dan makanan naik 1,7 persen.

Perlambatan inflasi secara keseluruhan pada bulan Agustus setelah kenaikan yang lebih besar pada bulan Juni dan Juli mencerminkan penurunan biaya energi. Nilainya yang naik 0,9 persen bulan lalu menyusul kenaikan 5,1 persen pada bulan Juni dan 2,5 persen pada bulan Juli. Biaya bensin naik 2 persen pada bulan Agustus tetapi 16,7 persen lebih rendah dari tahun lalu.

Biaya makanan naik tipis 0,1 persen pada Agustus setelah turun 0,4 persen pada Juli. Harga daging sapi turun 4,4 persen setelah penurunan sebesar 8,2 persen pada Juli yang mencerminkan penurunan tekanan harga karena gangguan pasokan di pabrik pengemasan akibat virus corona mereda.

Inflasi tetap di bawah target 2 persen Federal Reserve. Bulan lalu pejabat Fed mengubah kebijakan operasi mereka untuk mengatakan bahwa mereka siap untuk membiarkan inflasi berjalan di atas 2 persen untuk sementara waktu selama bertahun-tahun bank sentral gagal mencapai target 2 persen.

Karena perubahan itu, banyak ekonom percaya The Fed akan meninggalkan suku bunga acuan. Ini akan mempengaruhi pinjaman konsumen dan bisnis pada rekor terendah mendekati nol. Ini menjadi upaya keluar dari resesi yang telah menghabiskan jutaan pekerjaan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement