Sabtu 12 Sep 2020 16:09 WIB

Jerman akan Bantu Penyelidikan Kasus Peracunan Navalny

Sebelumnya Jerman mengatakan tak akan menyelidiki kasus Navalny

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Bendera Jerman. Jerman akan Bantu Penyelidikan Kasus Peracunan Navalny. Ilustrasi.
Foto: chaldean.org
Bendera Jerman. Jerman akan Bantu Penyelidikan Kasus Peracunan Navalny. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jaksa Berlin bersedia menyelidiki kasus peracunan pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dan berbagi informasi ke Moskow, atas persetujuan Navalny. Sebelumnya, pemerintah Jerman mengatakan tidak akan menyelidiki kasus tersebut karena insiden peracunan terjadi di Rusia.

Kantor kejaksaan di Berlin mengatakan pihaknya mendapatkan tugas dari Departemen Kehakiman regional untuk memberikan bantuan hukum dan berbagi informasi tentang kondisi kesehatan Navalny atas permintaan Rusia. Namun pemberian bantuan hukum ini harus sesuai dengan persetujuan Navalny.

Baca Juga

Navalny diterbangkan ke Jerman setelah pingsan dalam penerbangan dari Siberia. Dia diduga telah diracun melalui teh yang diminumnya ketika penerbangan. Tim dokter di Jerman menemukan agen saraf Novichok yang digunakan sebagai senjata kimia dalam era Uni Soviet.

Jerman menuding Rusia mencoba meracuni Navalny. Namun Moskow menegaskan, mereka tidak melihat bukti-bukti bahwa Navalny telah diracun. Rusia akan mengirim penyelidik ke Berlin sebagai tanggapan atas tuntutan peracunan tersebut.

Departemen transportasi kementerian dalam negeri Rusia di Siberia mengatakan ingin mengirim penyelidik untuk bekerja bersama dengan Jerman dalam kasus tersebut. Pengiriman penyelidik ini dilakukan setelah Navalny dikabarkan siuman dari koma.

"Permintaan ini akan mencakup permohonan untuk kemungkinan kehadiran penyelidik urusan dalam negeri Rusia dan seorang spesialis Rusia ketika rekan-rekan Jerman sedang melakukan penyelidikan dengan Navalny, dokter dan ahli," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Beberapa politisi senior Jerman mengatakan Berlin harus mencabut dukungan untuk Nord Stream 2, yakni pipa gas besar dari Rusia ke Jerman yang akan dibuka tahun depan. Langkah seperti itu akan menjadi hukuman ekonomi paling drastis yang dijatuhkan Barat pada Rusia sejak era Soviet.

Rusia belum membuka penyelidikan kriminal atas kasus peracunan Navalny. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. mengatakan Moskow tidak menyukai tekanan asing atas kasus tersebut.

“Tentu saja, kami tidak suka jika negara lain mendikte kami tentang prosedur hukum apa yang kami miliki pada titik apa dan atas dasar apa memulainya. Kami tidak dapat menyebut pemeriksaan dan penyelidikan ini sebagai kasus pidana berdasarkan analisis oleh laboratorium Jerman secara hukum, itu tidak mungkin," ujar Peskov.

Rusia mengatakan polisi telah mewawancarai lima dari enam orang yang menemani Navalny ketika dia jatuh sakit. Polisi sedang mencari orang keenam yang diidentifikasi sebagai Marina Pevchikh, seorang warga Inggris yang terbang ke Jerman pada 22 Agustus. Pevchikh adalah seorang aktivis dan sekutu Navalny.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement