Sabtu 12 Sep 2020 19:11 WIB

Mahasiswa UMM Garap Aplikasi Penerjemah di Asia Tenggara

Ide aplikasi bermula dari anggapan bahasa Indonesia tidak sesuai dengan kaidah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menggarap aplikasi penerjemah bahasa di Asia Tenggara, AYO NGOBROL.
Foto: Dok. Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menggarap aplikasi penerjemah bahasa di Asia Tenggara, AYO NGOBROL.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menggarap aplikasi penerjemah bahasa di Asia Tenggara. Aplikasi bernama AYO NGOBROL ini diciptakan Mohammad Khikam Zahidi, Indah Dwi Pertiwi, dan Nia Dwi Nurul Safitri.  

Perwakilan tim Mohammad Khikam Zahidi mengatakan, ide aplikasi bermula dari anggapan adanya bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaannya. Fenomena ini menyebabkan degradasi terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Jika kesalahan tersebut masih sering terjadi, maka informasi yang benar sulit untuk didapatkan. 

Bahasa juga berperan dalam komunikasi sehingga penggunaannya harus sesuai dengan kaidah. Oleh karena itu, diperlukan sebuah aplikasi yang dapat memberikan kemudahan pada warga di wilayah Asia Tenggara.

Sejauh ini telah tersedia laman Google Translate. Laman tersebut memiliki fungsi untuk memudahkan penggunanya dalam menerjemah ke bahasa Indonesia. "Akan tetapi, ketika hendak menuju website, harus membuka browser dan menunggu loading lama,” kata Khikam Zahidi dalam pesan pers yang diterima Republika.

Di sisi lain, kehadiran aplikasi AYO NGOBROL tidak lepas dari banyaknya wisatawan Asia Tenggara yang datang ke Indonesia. Akan tetapi tidak semua wisatawan tersebut mampu berbahasa Indonesia. Terlebih lagi,  warga bertaraf ekonomi rendah yang akan sulit mempelajari seluruh bahasa di Asia Tenggara.

Tak hanya menerjemahkan bahasa secara kata, aplikasi AYO NGOBROL juga dilengkapi penjelasan tentang istilah. Kemudian dilengkapi contoh bangunan kalimat untuk memahami konteks.

Aplikasi karya kolaborasi antar mahasiswa Program Studi di UMM menjadi salah satu dari puluhan karya PKM mahasiswa UMM yang didanai. UMM sendiri menjadi runner up Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang memperoleh pendanaan terbanyak se-Indonesia yakni 55 proposal. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement