REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Alquran surat Al-Baqarah ayat 255 atau yang dikenal sebagai Ayat Kursi memiliki keutamaan, makna dan tafsir yang luar biasa.
Pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah, almarhum Syekh Profesor Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Wajiz, menjelaskan Nabi Muhammad SAW mengabarkan bahwa ayat ini (Surat Al-Baqarah ayat 255) ayat paling agung dalam Alquran.
Karena ayat ini meliputi makna tauhid, kebesaran, dan luasnya sifat Allah. Dan Allah SWT mengabarkan bahwasanya Dia adalah Allah yang memiliki segala makna-makna ketuhanan, dan bahwasanya tidak ada yang berhak bercitra ketuhanan dan peribadahan kecuali hanya Dia.
Dipertuhankannya selain-Nya dan peribadahan kepada selain-Nya adalah batil. Allah SWT hidup kekal, yang memiliki seluruh makna-makna kehidupan yang sempurna berupa pendengaran, penglihatan, kemampuan, kehendak, dan sebagainya dari sifat-sifat fisik, sebagaimana juga Dia terus menerus mengurus (makhluk-Nya), termasuk di dalamnya segala macam bentuk sifat-sifat perbuatan, karena Dia terus menerus mengurus (makhluk-Nya), sendiri saja mengurusnya dan tidak butuh bantuan seluruh makhluk-makhluk-Nya.
Allah SWT mengurus segala makhluk, Dia menciptakan mereka dan mempertahankan keberadaan dan kelanggengan mereka. Dan di antara kesempurnaan hidup dan kepengurusan-Nya, Dia tidak mengantuk, maksudnya tidak ingin tidur dan tidak tidur karena ngantuk.
Tidur hanya muncul pada para makhluk yang diselubungi kelemahan, ketidakmampuan, serta kekurangan, dan tidak muncul pada Dzat yang memiliki keagungan, kesombongan, dan kemuliaan.
Allah SWT juga mengabarkan bahwasanya Dia pemilik apa yang ada di langit dan di bumi, semuanya adalah hamba-hamba Allah sebagai budak-budak-Nya yang tidak ada seorang pun yang keluar dari koridor tersebut.
إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَٰنِ عَبْدًا
"Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Mahapemurah selaku seorang hamba." (QS Maryam: 93).
Maka Dia-lah Raja segala raja, dan Dia-lah yang memiliki segala sifat raja, pengaturan, kekuasaan dan kesombongan, dan dari kesempurnaan kerajaan-Nya bahwasanya tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah, yakni tak seorang pun kecuali dengan izin-Nya.
Setiap pemuka kaum dan para pemegang syafaat adalah hamba-hamba bagi-Nya dan budak-budak-Nya. Di mana mereka tidak melakukan syafaat hingga mereka diizinkan untuk itu.
قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا ۖ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Katakanlah: Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (QS Az-Zumar: 44).
Allah tidak memberikan izin kepada seorang pun untuk memberikan syafaat kecuali bagi mereka yang Dia ridhai, dan Dia tidak meridhai kecuali mereka yang mentauhidkan-Nya dan mengikuti Rasul-Nya. Barang siapa yang tidak bersipat seperti ini, maka dia tidak mendapatkan bagian dari syafaat.
Kemudian Allah mengabarkan tentang ilmunya yang luas lagi melingkupi lagi, Dia mengetahui apa yang ada pada seluruh makhluk berupa perkara-perkara yang akan datang yang tidak ada akhirnya, dan di belakang mereka, dari perkara-perkara yang telah berlalu yang tidak ada batasnya, dan bahwasanya tidak ada yang tersembunyi dari-Nya. يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati." (QS Al-Mu'min: 19).
Dan bahwasanya di antara mahkluk itu tidak seorang pun yang meliputi ilmu Allah dan pengetahuanya, melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Di antaranya adalah sesuatu yang diperlihatkan oleh-Nya kepada kalian dari perkara-perkara syar'i dan perkara takdir, dan itu hanya bagian yang sangat sedikit sekali yang akan hilang (bila di bandingkan) ilmu Allah dengan pengetahuan-Nya sebagaimana yang dikatakan oleh makhluk yang paling mengetahui tentang-Nya yaitu para rasul dan malaikat.
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
"Mereka menjawab: Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana." (QS Al-Baqarah: 32)
Kemudian Allah mengabarkan tentang keagungan dan kemuliaan-Nya, dan bahwasanya kursi-Nya seluas langit dan bumi, dan bahwa Dia menjaga keduanya dan seluruh mahkluk yang berada di dalamnya dengan sebab-sebab dan aturan-aturan yang dijadikan Allah pada para makhluk, walaupun demikian tidaklah ada sesuatu pun yang memberatka-Nya untuk menjaga kedua-Nya, kerena kesempurnaan kebesara-Nya dan kekuasa-Nya, serta luas hikmah-Nya dalam segala hukum-hukum-Nya.
Dan Allah Mahatinggi dengan Dzat-Nya atas semua mahkluk-mahkluk-Nya, dan Dia Tinggi dengan keagungan sifat-sifatnya, dan Dialah yang Mahatinggi yang menguasai makhluk-makhluk, segala yang ada patuh pada-Nya, segala perkara tunduk pada-Nya, dan segala hamba merendahkan diri kepada-Nya.
Lagi Mahaagung yang menyatukan segala sipat keagungan, kesombongan, kebesaran, dan kemegahan, Dzat yang dicintai hati, diagungkan ruh, orang-orang yang mengetahui itu paham bahwa keagungan setiap hal walupun sangat jelas akan sangat kecil bila disandingkan dengan keagungan Dzat Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.
Ayat ini meliputi semua makna yang merupakan makna yang paling mulya yang menyebabkan berhak menjadi ayat yang paling agung di dalam Alquran. Orang-orang yang membacanya dengan melakukan perenungan dan pemahaman, maka dia berhak hatinya dipenuhi dengan keyakinan, pengetahuan dan kaimanan, dia akan terjaga dengan hal itu dari kejahatan setan.