REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah menyatakan tetap siaga menghadapi ancaman bencana alam.
"Semua SKPD terkait tetap waspada dan segera melakukan kegiatan jika terjadi bencana banjir maupun tanah longsor," kata Bupati Sigi, Mohammad Irwanm Lapata di Sigi, Sabtu (12/9).
Ia mengatakan musim hujan di sejumlah daerah, termasuk di wilayah Sigi masih berlangsung.
Hujan mengguyur setiap hari di sejumlah wilayah di Sigi sehingga perlu diwaspadai masyarakat yang berada di tempat rendah dan dekat dengan aliran sungai, karena banjir sewaktu-waktu bisa terjadi, katanya.
Begitu halnya dengan tanah longsor sangat memungkinkan terjadi pada saat curah hujan tinggi. Poros jalan yang menghubungkan Palu dengan empat kecamatan di Sigi terdapat banyak titik longsor.
Karena itu, pengendarayang melintas di jalur tersebut hendaknya ekstra hati-hati, terutama di waktu hujan, sebab bencana tanah longsor bisa terjadi dan mengancam keselamatan perjalanan.
Dia juga mengingatkan masyarakat di beberapa wilayah yang selama ini rawan bencana banjir dan longsor jangan lengah.
Bupati Irwan mengatakan beberapa waktu lalu, banjir melanda Desa Oloboju di Kecamatan Sigibiromaru yang menyebabkan sejumlahwarga pengungsi karena rumah mereka terendam dan juga rusak diterjang banjir.
Sungai Oloboju dan beberapa sungai di Sigi selama ini rawan bencana banjir. Sigi merupakan daerah yang paling sering dilanda banjir, karena memiliki banyak sungai dan hutan perlu mendapat perhatian serius semua pihak.
Termasuk masyarakat yang selama ini bermukim di dekat hutan hendaknya menjaga kelestarian hutan agar hutan tetap berfungsi dengan baik. Kalau hutannya rusak, maka sangat memungkinkan terjadi banjir saat curah hujan meningkat.
Pemerintah melalui Kementerian PUPR akan menormalisasi tiga sungai yang ada di Sigi. Ketiga sungai yang akan dinormalisasi karena terjadi pendangkalan termasuk sungai Bangga, Salua dan POI.