Sabtu 12 Sep 2020 21:41 WIB

19 Pasar Tradisional di Jaktim akan Terdampak PSBB Total

Seperti Pasar Gembrong, bukan pasar esensial karena yang didagangkan produk mainan.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga memilih mainan tanpa menjaga jarak di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, Ahad (31/5/2020). Sebanyak 19 dari 33 pasar tradisional di wilayah Jakarta Timur masuk dalam kategori non-esensial akan terdampak PSBB Total.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Warga memilih mainan tanpa menjaga jarak di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, Ahad (31/5/2020). Sebanyak 19 dari 33 pasar tradisional di wilayah Jakarta Timur masuk dalam kategori non-esensial akan terdampak PSBB Total.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 19 dari 33 pasar tradisional di wilayah Jakarta Timur masuk dalam kategori non-esensial akan terdampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total yang diberlakukan mulai Senin (14/9).

"Kalau dari data kami ada 14 pasar dengan kriteria esensial (bidang usaha vital), dari total 33 pasar tradisional. Artinya, ada sekitar 19 pasar yang saat ini berkategori non-esensial," kata Kasi Operasional Satpol PP Jakarta Timur Badrudin di Jakarta, Sabtu (12/9).

Baca Juga

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan dispensasi bagi sektor esensial untuk tetap beroperasi dengan kapasitas minimal selama penerapan PSBB total. Kegiatan usaha esensial bisa beroperasi asal tidak secara penuh seperti masa normal dan disertai dengan pembatasan jumlah pengunjung maupun pedagang dan karyawan.

Badrudin mengatakan, kriteria usaha esensial bergerak pada 11 sektor usaha. Sektor tersebut meliputi kesehatan, bahan pangan atau makanan dan minuman, energi, komunikasi dan teknologi informatika, keuangan, logistik, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar yang ditetapkan sebagai objek vital nasional, serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan 19 pasar tradisional di sepuluh kecamatan Jakarta Timur, kata Badrudin, masuk dalam kriteria non-esensial sehingga diperkirakan terdampak kebijakan PSBB total. "Misalnya seperti Pasar Gembrong. Itu bukan kriteria pasar esensial karena yang didagangkan produk mainan yang tidak bersifat vital," katanya.

Terkait implementasi PSBB Total di 19 pasar non-esensial tersebut, Badrudin masih menunggu petunjuk pelaksanaan teknis dari Pemprov DKI. "Sampai sore ini saya belum mendapat arahan terkait mekanisme PSBB total di Jaktim," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement