Ahad 13 Sep 2020 04:18 WIB

EMP Kenalkan Rapid Multiplex PCR untuk Deteksi Covid-19

Rapid multiplex PCR dapat keluarkan hasil dalam 45 menit.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas laboratorium Covid-19. Ilustrasi. Rapid Multiplex PCR dibawa ke Indonesia oleh PT Enseval Medika Prima (EMP), anak usaha PT Kalbe Farma Tbk.
Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Petugas laboratorium Covid-19. Ilustrasi. Rapid Multiplex PCR dibawa ke Indonesia oleh PT Enseval Medika Prima (EMP), anak usaha PT Kalbe Farma Tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir menjelaskan, Indonesia memiliki 322 laboratorium pemeriksaan Covid-19 yang terstandarisasi sesuai standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, ada berbagai tantangan yang dihadapi, antara lain sumber daya manusia, laboratorium terbatas, teknisi lab khusus, infrastruktur desain lab, mesin RT PCR, ketersediaan reagen, dan bahan habis pakai, serta validitas reagen.

"Untuk itu, kedepannya kami akan terus menjaga dan meningkatkan kualitas laboratorium, termasuk biosafety dan biosecurity, memperkuat jejaringan laboratorium, memperbaiki sistem manajemen data laboratorium nasional, dan memperkuat kolaborasi penelitian dan pengembangan Covid-19," ujarnya dalam webinar Deteksi Covid 19 Melalui Rapid Multiplex PCR, disimak di Jakarta, Sabtu (12/9).

Baca Juga

Business Unit Manager PT Enseval Medika Prima (EMP), Sudirman, menjelaskan bahwa EMP sebagai anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) yang bergerak di bidang alat kesehatan dan diagnostik, berkomitmen mendukung pemerintah dalam mencegah, mengantisipasi, diagnosis dan penanganan penyebaran Covid 19. Salah satunya dengan melakukan penyediaan alat pemeriksaan laboratorium molekular untuk mendeteksi dan mendiagnosis virus dan pemeriksaan dengan metoda elisa untuk deteksi antibodi yang dihasilkan tubuh.

"Jadi pemeriksaan molekular ini dapat dilakukan untuk beberapa jenis patogen secara bersamaan (syndromic testing) dengan lama pemeriksaan sampai mendapatkan hasil hanya membutuhkan waktu 45 menit," jelasnya.

Sudirman mengatakan, dalam teknologi pemeriksaan yang disebut rapid multiplex PCR ini, EMP bekerjasama dengan bioMerieux Francis, yang memproduksi dan mengembangkan solusi in-vitro Diagnostic syndromic testing ini dan diberi nama Bio-Fire Film Array untuk rumah sakit atau laboratorium pemerintan dan swasta dalam mendiagnosis penyakit menular seperti Covid-19 ini.

Selain diagnosis, menurut Sudirman, manajemen pengobatan penyakit juga menjadi sangat penting karena sebagian besar pasien Covid-19 yang meninggal memiliki penyakit penyerta dan atau terjadi ko-infeksi (infeksi tambahan). Ko-infeksi dapat memperburuk keadaan penderita dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Ko-infeksi yang sering terjadi adalah terdapatnya infeksi bakteri selain infeksi virus yang menyebabkan kondisi penderita menjadi sangat buruk. Menurut Sudirman, untuk mengatasi infeksi bakteri ini, pemberian antibiotik yang rasional dan tepat menjadi sangat penting.

"Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan kultur untuk mengetahui bakteri patogen yang menginfeksi termasuk anti mikroba yang tepat untuk mengatasi infeksi tersebut," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement