Ahad 13 Sep 2020 05:15 WIB

Meninggal karena Covid, Dokter Garjito Dikenal Ramah

Hingga Sabtu (12/9), sudah 115 dokter yang meninggal akibat Covid-19.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Foto aerial makam Covid-19 di TPU Pondok Rangon, Jakarta. Berdasarkan data IDI, hingga Sabtu (12/9) sebanyak 115 dokter telah meninggal akibat Covid-19.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Foto aerial makam Covid-19 di TPU Pondok Rangon, Jakarta. Berdasarkan data IDI, hingga Sabtu (12/9) sebanyak 115 dokter telah meninggal akibat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid 19 belum juga pergi dari Tanah Air. Kasusnya justru bertambah setiap harinya. Bukan hanya menyerang masyarakat awam, Covid 19 juga merenggut nyawa tenaga medis terutama dokter.

Pada Jumat (11/9), ada dua nama dokter yang gugur akibat Covid 19. Salah satu di antaranya adalah dr Garjito Hardjosukarso SpJP.

Baca Juga

Praktisi Kesehatan, Prof Ari Fahrial Syam, mengatakan dokter-dokter hebat ini berguguran karena tertular oleh virus SARS-Cov-2. "Saya mengenal almarhum sebagai sesama dokter spesialis di RS Thamrin Salemba (sekarang Radjak Hospital)," ujarnya dal keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (12/9).

Ia mengungkapkan almarhum juga praktik di RS Carolus, Salemba. Prof Ari mengaku bekerja di RS Thamrin Salemba dari tahun 2000 sampai 2017.

"Terus terang almarhum yang jauh lebih tua dari saya, orang yang santun dan murah senyum. Dan selalu menyapa saya sebagai adik kepada saya, tentu saya merasa lebih dekat dengan panggilan tersebut. Kadang kita bertukar pasien untuk konsul," ujarnya.

Ia menambahkan sebagai seorang dokter yang melakukan endoskopi, ia sering kali konsul kardiologi untuk toleransi tindakan. "Hebatnya almarhum yang jauh lebih senior dari saya akan berusaha menjawab konsul saya walau di hari libur sekalipun," tambahnya.

Almarhum juga mudah untuk dihubungi saat ia memerlukan konsultasi. Saat visit pagi, beliau sudah visit terlebih dahulu. Dan saat pulang praktik Prof Ari mengaku masih bertemu almarhum karena almarhum kembali lagi untuk menjawab konsul.

"Sepanjang yang saya tahu pasien-pasien almarhum juga puas atas pelayanannya. Wajar kita semua sedih di tinggal kepergian almarhum," ujarnya.

Ia mengaku banyak belajar dari dokter Gardjito sebagai seorang spesialis baru saat belasan tahun lalu saat awal-awal mereka berjumpa. Ia belajar bagaimana menjalani profesi ini dengan baik dari almarhum.

"Sekali lagi kami kehilangan panutan hebat. Seorang senior yang tidak pernah menggurui tetapi mengajari kami dengan tingkah lakunya sehari-hari."

Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Mohammad Adib Khumaidi menyebut, dalam 24 jam terakhir ada enam dokter yang meninggal karena Covid-19. Total jumlah dokter yang meninggal karena Covid-19 hingga Sabtu (12/9) telah mencapai 115 dokter.

Mengutip data dari Survei Tim Mitigasi IDI, menurut Adib, 115 dokter yang meninggal itu, tujuh di antaranya berstatus guru besar. Selain itu, 51 lainnya merupakan dokter spesialis dan 57 lainnya adalah dokter umum.

"Dengan kondisi saat ini, kami meminta masyarakat untuk tetap membantu melakukan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas," kata dia.

Sebab, jika masyarakat masih abai dalam protokol kesehatan, maka berisiko pada kenaikan kasus. Akan terjadi eskalasi kasus dengan jumlah yang besar. "Itu juga akan berisiko pada dokter dan tenaga medis kesehatan, khususnya dari paparan virus itu sendiri," ungkap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement