Ahad 13 Sep 2020 08:08 WIB

Covid-19 Tantangan Ketahanan Psikologis dan Pangan

Muhammadiyah nilai pencegahan Covid-19 harus diutamakan dari segi kesehatan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Agus Samsudin, menilai pandemi ini tidak cuma menjadi bencana kesehatan. Sebab, pandemi sekaligus jadi tantangan ketahanan psikologis dan pangan masyarakat.

"Kesabaran tetap bertahan terapkan protokol yang berlaku jadi kunci. Dari sisi ekonomi, tidak bisa dihindari ketahanan pangan jadi isu sentral ke depan," kata Agus dalam webinar seri satu yang digelar MCCC, Jumat (11/9).

Baca Juga

Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, menuturkan bagi Muhammadiyah pencegahan Covid-19 harus diutamakan dalam rangka menjaga kesehatan. Maka itu, semua aktivitas membahayakan kesehatan harus dipertimbangkan serius.

Untuk itu, ia menekankan, menjaga seluruh masyarakat tetap sehat agar tidak terkena Covid-19 itu harus diutamakan. Karenanya, MCCC masih akan mengusung tagar-tagar yang mengingatkan kalau pandemi Covid-19 memang belum berakhir.

"Pandemi belum usai, oleh karena itu kita tidak boleh abai, tidak boleh lengah," ujar Agus.

Terkait ibadah, Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Wawan Gunawan Abdul Wachid menambahkan, sejauh ini keputusan PP Muhammadiyah soal ibadah mengacu kondisi Covid-19. Termasuk, perkembangannya di Tanah Air.

Ia menegaskan, pandemi ini kondisi darurat yang mengancam nyawa. Keadaan darurat mengubah hukum yang semula haram jadi mubah, merujuk alasan teologis Rasulullah contohnya pernah memindahkan shalat Jumat karena hujan lebat.

"Pandemi Covid-19 sekarang ini hujannya bukan air, tapi virus yang lebih membahayakan dari sekadar air, maka keperluan untuk memindahkan shalat jamaah dari masjid ke rumah lebih kuat," kata Wawan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement