Ahad 13 Sep 2020 09:51 WIB

Tips Bagi Penderita Luka Diabetes pada Masa Pandemi Covid-19

Pandemi yang terus berlangsung membuat penderita khawatir berobat ke rumah sakit.

Pria melakukan pengetesan kadar gula darah atau diabetes.
Foto: EPA
Pria melakukan pengetesan kadar gula darah atau diabetes.

 

Oleh Basuki Supartono, Fakhri Haidar Anis, Sita Ardhya Prameswari Sayekti (Departemen Bedah, Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta)

REPUBLIKA.CO.ID,Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung dan belum terlihat tanda-tanda akan mereda. Sampai tulisan ini dibuat sejak virus ini muncul di Wuhan, Cina jutaan orang (28.411.173) di berbagai belahan dunia menderita sakit. Hampir satu juta orang telah meninggal dunia.

Indonesia menduduki peringkat ke 23 di dunia dimana terdapat 210.940 penduduk sakit dan 8544 orang wafat.  Kondisi ini sangat mencemaskan terutama bagi para lansia, (lanjut usia)  apalagi mereka yang mempunyai penyakit penyerta (komorbid) seperti kencing manis. 

Penyakit kencing manis (Diabetes mellitus atau DM) terjadi karena terganggunya regulasi kadar gula darah. Kadar gula dalam tubuh  meningkat melebihi batas normal. Peningkatan kadar gula darah dalam jangka lama menimbulkan gangguan fungsi sel berbagai jaringan tubuh seperti jaringan syaraf, pembuluh darah dan lainnya. Kondisi ini dapat menimbukan berbagai komplikasi diantaranya adalah luka yang sering disebut dengan luka diabet.

Luka diabet sangat mengganggu pasien karena luka ini sulit sembuh dan sering berakhir dengan amputasi. Hal ini sangat ditakuti pasien. Oleh karenanya penderita luka diabet perlu mengendalikan kadar gula darah tubuh dan merawat lukanya dengan benar agar terhindar dari hal itu. 

Pandemi yang terus berlangsung membuat penderita khawatir berobat ke rumah sakit. Kekawatiran ini dapat dimengerti mengingat risiko tertular virus Covid-19 dalam perjalanan ke rumah sakit, di rumah sakit dan perjalanan pulang ke rumah. Tidak semua luka diabet di rawat di rumah sakit ada juga yang dapat di rawat di rumah. Berikut ini kami jelaskan bebarapa tips penting terkait hal itu. 

Ikuti Protokol Kesehatan

Penderita luka diabet harus lebih disiplin mengikuti protokol kesehatan. Tinggal di rumah adalah pilihan terbaik. Keluar rumah hanya bila sangat penting. Bila keluar rumah pakailah masker. Kemanapun pergi harus memakai masker. Bagi penderita luka diabet sebaiknya menggunakan masker medis. Masker tetap dipakai dan tidak dibuka bila berbicara dengan dokter pemeriksa. Menjaga jarak aman sekitar satu setengah meter terutama bila berkunjung ke rumah sakit dimana banyak orang lalu lalang. Senantiasa menjaga kebersihan terutama tangan. Bila berkunjung ke rumah sakit jangan menyentuh sesuatu yang tidak perlu; Bila menyentuh sesuatu maka cucilah tangan sesuai ketentuan. Tidak menyentuh wajah terutama mata, hidung dan mulut. Jangan lupa rutin berdoa; agar Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan kesehatan.

Jaga Kadar Gula Darah

Semua penderita wajib mengatur kadar gula darahnya agar berada dalam batas normal. Gula memang dibutuhkan tubuh namun bila kadarnya tidak pas justeru berbahaya. Kadar gula darah yang tinggi akan menghambat penyembuhan luka. Tanpa upaya menjaga kadar gula darah hampir dipastikan bahwa luka tidak akan sembuh. Jauhilah hal-hal yang yang meningkatkan kadar gula darah dan kerjakan segala sesuatu yang dapat menurunkannya. Beberapa hal yang dapat meningkatkan kadar gula darah diantaranya adalah pola hidup tidak seimbang dan kecemasan. Jarang disadari bahwa kecemasan dapat meningkatkan gula darah maka hindarilah. Berdzikir kepada Allah SWT dapat mengatasi hal ini. Selain itu konsumsi gula berlebihan juga meningkatkan gula darah. Perlu disadari bahwa banyak sekali gula di sekitar kehidupan kita baik gula manis maupun yang tidak manis. Gula yang tidak manis contohnya tepung terigu, roti, kerupuk dan banyak lagi. Bijaklah dalam mengkonsumsinya. Beberapa obat tertentu juga dapat meningkatkan gula darah. Minumlah  obat sesuai anjuran dan resep dokter. Ikutilah instruksi dokter dengan meminum obat anti diabet sesuai resep yang diberikan. 

Selain itu penderita wajib mengerjakan hal - hal yang dapat menurunkan kadar gula darah diantaranya adalah olahraga. Olahraga efektif menurunkan kadar gula darah. Olahragalah sesuai dengan usia, secara teratur dan terukur. Bila kesemuanya itu masih belum dapat membuat normal kadar gula dan luka tidak kunjung sembuh maka inilah saatnya yang tepat  untuk berobat atau periksa ulang ke dokter anda. Jangan biarkan penyakit ini menghancurkan hidup dan kehidupan anda. 

Jagalah Luka

Menjaga luka diabet dapat dilakukan di rumah, klinik atau rumah sakit tergantung kondisi kesehatan tubuh dan keadaan lukanya. 

Perawatan di rumah. 

Bila pasien sehat dan luka tidak infeksi maka luka dapat dirawat di rumah. Sehat artinya pasien tidak demam dan kadar gula terkendali. Luka tidak infeksi artinya luka bersih, kering, kulit tidak merah, tidak hangat, tidak ada cairan keluar, dan tidak ada bau. Penderita dapat merawat luka di rumah sesuai arahan dokter. Dengan catatan sebelum pandemi, pasien sudah pernah berobat teratur ke dokter dan mendapatkan obat anti diabet dan perawatan luka yang berkualitas. Pasien merawat luka di rumah dan selanjutnya melakukan konsultasi secara daring. Konsultasi dokter dilakukan secara rutin setiap pekan dengan menggunakan berbagai platform yang tersedia seperti WhatsApp (WhatsApp Inc., California), video call, dan lainnya. Beberapa rumah sakit di Indonesia sudah melakukan hal ini. Banyak pilihan platform bijaklah memilih dan bicarakan dengan pihak rumah sakit mana yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi.

Pemeriksaan swab

Bila luka tidak infeksi namun pasien mengalami demam atau gejala lainnya maka lakukanlah pemeriksaan swab untuk memastikan kemungkinan terpapar virus COVID-19. Pemeriksaan swab dapat dilakukan di Puskesmas atau berbagai fasilitas kesehatan di lingkungan terdekat.

Berobat ke poli rawat jalan

Jika penderita tidak deman namun terlihat tanda infeksi ringan pada luka maka perlu dilakukan perawatan luka di poli rawat jalan. Dokter akan melakukan prosedur debrideman. Tindakan ini di lakukan di poliklinik bukan di kamar bedah.  Dokter akan melakukan pembersihan luka untuk menghilangkan sumber infeksi. Beberapa sumber infeksi misalnya bakteri, kotoran, sel jaringan mati, cairan nanah dan lainnya. Setelah benar-benar bersih maka luka diberi antiseptik untuk membantu pencegahan infeksi. Hal ini penting karena infeksi akan menghambat regenerasi jaringan sehingga luka tidak dapat sembuh. Selanjutnya luka dibalut sesuai prosedur dengan menjaga kelembabannya.Tingkat kelembaban luka yang pas akan membantu regenerasi jaringan dan penyembuhan luka. Selanjutnya dokter akan memberikan arahan dan obat untuk perawatan di rumah. Pasien boleh pulang. Selanjutnya pasien melakukan perawatan luka di rumah sesuai intruksi dan berkonsultasi dengan dokter secara daring.

Bila pasien demam dengan tanda luka infeksi seperti di atas maka pasien diperiksa swab untuk memastikan penyakit Covid -19. Selanjutnya prosedur perawatan lukanya sama seperti di atas.

Mondok di rumah sakit

Jika luka basah disertai infeksi berat dan penderita demam maka penderita memerlukan perawatan di rumah sakit. International Working Group on the Diabetic Foot menyebutkan beberapa tanda infeksi berat diantaranya adalah  perubahan subu tubuh (suhu tubuh > 38 oC atau < 36 0 C), peningkatan kecepatan nafas ( > 20  x per menit,) dan peningkatan nadi (nadi >90 x menit). Perlu juga diperhatikan gejala lain yaitu adanya batuk dan gangguan bernafas. Tanda ini merupakan tanda mutlak untuk berobat ke rumah sakit. Bila pasien datang ke rumah sakit dokter akan menyarankan untuk rawat inap atau mondok di rumah sakit. Tujuannya adalah untuk menilai kondisi luka apakah perlu operasi atau tidak. Dokter mengambil keputusan tersebut dengan mempertimbangkan kondidi pasien dan derajat infeksi luka. Bila dokter memutuskan operasi maka tindakan perawatan lukanya dilakukan di kamar bedah. Sebelum operasi pasien akan ditentukan apakah bebas covid-19 atau tidak.  Hal ini penting untuk dukungan pasca operasinya, bila pasien terkena covid-19 maka setelah operasi tersebut pasien akan di rawat di ruang ICU dan ruang isolasi. Bila pasien tidak mempunyai diagnosis  covid-19 maka pasien di rawat di ruang biasa. Prosedur bedah akan dilakukan sebaik mungkin dengan memperhitungkan kondisi pandemi Covid-19. 

Bila pasien tidak membutuhkan tindakan operasi maka prosedur perawatan luka dilakukan di ruang rawat. Sebelumnya pasien juga ditentukan apakah mempunyai diagnosis Covid-19 atau tidak. Bila terdiagnosis covid-19 maka pasien akan di rawat di ruang isolasi sedangkan bila tidak pasien akan dirawat di ruang biasa. Selama perawatan di rumah sakit pasien akan mendapatkan beberapa intervensi yaitu pengendalian kadar gula darah, pemberian infus antibiotik dan pemberian cairan nutrisi. Lama perawatan akan singkat mengingat kondisi pandemi Covid-19. 

Demikianlah telah kami jelaskan beberapa tips sehingga dapat mengetahui kapan merawat luka di rumah dan kapan harus berobat ke rumah sakit. Semoga penjelasan ini bermanfaat dan memberikan inspirasi agar kita semua selalu menjaga kesehatan. Silakan menghubungi dokter anda untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement