REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengumumkan program pembelian senjata dan penguatan militer negara itu. Hal ini disampaikan saat ketegangan dengan Turki di Mediterania Timur semakin memanas.
"Sudah waktunya untuk memperkuat angkatan bersenjata, inisiatif ini merupakan program kuat yang akan menjadi perisai nasional," kata Mitsotakis dalam pidatonya di utara kota Thessaloniki, seperti dilansir dari Aljazirah, Ahad (13/9).
Mitsotakis mengatakan Yunani akan membeli 18 pesawat tempur Prancis Rafale, empat kapal frigat multifungsi, dan empat helikopter angkatan laut. Mereka juga akan merekrut 15 ribu pasukan baru dan menyalurkan sumber daya ke industri persenjataan dan pertahanan siber nasional.
Mitsotakis menambahkan Yunani juga akan membeli senjata anti-tank, torpedo untuk angkatan laut, dan rudal angkatan udara. Ia mengatakan program penguatan ini termasuk memperbaharui empat kapal frigat yang sudah ada yang dirancang untuk menciptakan ratusan lapangan kerja.
Salah seorang sumber pemerintah Yunani mengatakan detail anggaran dan sumber pembelian senjata ini akan diumumkan. Mitsotakis yakin menjalani program ini setelah bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Corsica pekan ini.
Dalam ketegangan di Mediterania, Prancis mendukung Yunani dan Siprus. Macron telah memperingatkan Presiden Turki Reccep Erdogan untuk tidak melewati 'batas' dan mengirimkan kapal perang dan pesawat tempur ke Mediterania timur.
Pada bulan Agustus lalu Turki mengirimkan kapal survei dan satu kapal flotila kecil untuk menggelar penelitian seismik di perairan sengketa tersebut. Turki mengklaim memiliki hak di laut yang kaya sumber daya tersebut.
Athena menanggapi langkah Ankara tersebut dengan mengirimkan kapal tempur untuk membayangi kapal flotilla Turki. Mereka juga memamerkan kekuatan dengan menggelar latihan militer gabungan dengan Uni Emirat Arab dan beberapa negara Uni Eropa.