REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita membenarkan Pemkot telah melakukan rapid test dadakan terhadap puluhan pemuda yang nongkrong di kawasan Jalan Genteng Besar, Surabaya, Sabtu (12/9) malam. Tujuannya, kata dia, untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan.
Febria melanjutkan, saat menggelar rapid test tersebut, agar pengunjung maupun pedagang di kawasan Jalan Genteng Besar tidak kabur, seluruh akses jalan di lokasi itu pun ditutup. Pengunjung maupun pedagang di kawasan itu tak diperbolehkan keluar area jika belum menunjukkan surat rapid test dengan hasil non reaktif.
Febria menwgaskan, para pedagang maupun pengunjung setelah mengikuti rapid test di tempat langsung mendapatkan surat keterangan. Jika hasil rapid test non reaktif mereka diperbolehkan meninggalkan lokasi.
"Namun kalau tidak ada surat keterangan itu tidak bisa meninggalkan area. Sedangkan yang reaktif akan diisolasi di hotel, kita kerja sama dengan 5 hotel untuk menampung yang reaktif dari rapid test," ujar Febria di Surabaya, Ahad (13/9).
Febria memastikan, kegiatan serupa akan terus digelar secara berkala. Sementara untuk lokasinya, bakal dipilih secara acak. "Setiap (malam) minggu kita sidak, begitu ada kerumunan langsung kita periksa. Lokasinya bisa dua bisa juga tiga lokasi," ujar Febria.
Febria kembali mengingatkan warga agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dan menghindari kerumunan. Warga juga diimbau rajin mencuci tangan pakai sabun, pakai masker, serta menjaga jarak.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto menilai, sebelum digelar rapid test massal, pengunjung di sekitaran Jalan Genteng Besar terlihat ramai. Bahkan, mereka juga terlihat saling berdesakan tanpa menjaga jarak.
"Karena memang kita lihat di Genteng Besar ini pengunjungnya banyak, maka kita lakukan rapid test terhadap pedagang dan karyawannya sekaligus pengunjung yang masih ada kita lakukan rapid," kata Eddy.
Eddy mengungkapkan, dalam operasi tersebut, pihaknya menerjunkan sekitar 50 orang anggota Satpol PP. Sedangkan tenaga medis dari Dinkes, berjumlah 20 orang. Sementara untuk jajaran Linmas ada 25 orang dengan ditambah petugas dari kecamatan 10 orang.
Berdasarkan data yang dimilikinya, setidaknya ada sekitar 45 orang yang mengikuti rapid test massal di Jalan Genteng Besar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6 orang dinyatakan reaktif dan sisanya non reaktif. Bagi mereka yang reaktif, langsung menjalani isolasi di hotel sembari dilakukan pemeriksaan swab.