Ahad 13 Sep 2020 12:17 WIB

Alasan Film Zombi Korea #Alive Merajai Netflix

Film #Alive menghidupkan kembali tema zombi yang sering dinilai sudah basi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan di film #Alive.
Foto: Lotte Entertainment/Netflix.
Salah satu adegan di film #Alive.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -– Film horor zombi asal Korea Selatan (Korsel) #Alive menduduki posisi puncak untuk layanan streaming Netflix di seluruh dunia. Karya sutradara karya Cho Il-hyung ini merupakan film Korea pertama yang mencapai prestasi di salah satu web terbesar di dunia untuk streaming dan film.

Film yang menceritakan bagaimana perjuangan dua orang manusia melawan zombi tersebut menjadi salah satu film horor terhebat dalam subgenre yang rilis pada 2020. Terlepas dari kenyataan bahwa film zombi sudah agak basi, #Alive seakan menghidupkan kembali subgenre dengan elemen kontemporer pandemi Covid-19, aksesibilitasnya, dan keunikan yang luar biasa.

Berikut beberapa alasan mengapa #Alive menduduki posisi puncak di Netflix, seperti dilansir dari laman Screen Rant, Ahad (13/9).

1. #Alive menampilkan suasana isolasi

#Alive bukanlah film pertama yang menceritakan sebuah kisah di mana karakter-karakternya terisolasi. Meskipun #Alive tidak terjadi pada masa Covid-19, caranya menampilkan situasi isolasi sangat mirip dengan lockdown akibat pandemi global yang dimulai pada Maret 2020.

Saat Joon-woo menghadapi kenyataan bahwa dia sendirian tanpa internet, sedikit makanan, dan sumber air yang menipis, dia ragu apakah memilih pergi meninggalkan rumah atau tidak, karena khawatir berisiko terkena virus zombi. Beberapa teks dari ayahnya memberi tahu Joon-woo untuk tetap di dalam rumah dan bertahan hidup, apapun yang terjadi.

Suasana ini persis seperti yang dialami sekarang ketika Covid-19 menyebar. Karena itu, #Alive secara akurat menangkap kepanikan, ketakutan, ketidakpastian, kesepian, dan isolasi yang dialami oleh banyak orang selama hari-hari awal pandemi.

2. #Alive disulih suara dalam 31 bahasa

Biasanya, film disulih suara dalam 15 hingga 17 bahasa berbeda. Dalam prestasi yang menakjubkan, #Alive telah dialih suarakan dalam 31 bahasa, dengan teks dalam beberapa bahasa lainnya agar dapat diakses oleh lebih banyak penonton. Karena aksesibilitas ini, #Alive saat ini menduduki peringkat satu streaming film nomor satu di 35 negara. Di situs web Netflix Amerika Serikat, terdapat pilihan bahasa Inggris, Thailand, Korea, Spanyol, dan Portugis Brasil untuk #Alive.

3. Ulasan positif dari kritikus

#Alive mendapat peringkat 88 persen di Rotten Tomatoes. Saat film tersebut awalnya ditayangkan perdana di Korsel pada 24 Juni 2020, #Alive menerima ulasan yang umumnya positif, dan memimpin box office selama tiga akhir pekan berturut-turut. Film ini meraih begitu banyak kesuksesan setelah dirilis, sehingga mendorong Netflix memperoleh hak untuk mendistribusikan film tersebut secara global.

Beberapa kritikus menemukan bahwa #Alive membawa kehidupan baru ke subgenre yang sekarat dengan penggambaran unik dari kiamat zombi. Jarang sekali peristiwa film horor tentang mayat yang dihidupkan kembali terjadi secara terisolasi. Seringkali, film zombi mengambil latar di area metropolitan yang lebih besar atau lokasi ramai lainnya dengan potensi korban yang besar, seperti kereta atau pusat perbelanjaan yang penuh sesak.

Dengan mengambil konsep yang tidak familier dengan subgenre, #Alive mengubah bagaimana film zombi dapat ditangani serta memberikan eksplorasi dari berbagai keadaan yang ditemukan individu ketika menghadapi kiamat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement