REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Sebanyak hampir 30 orang telah tewas dan puluhan lainnya hilang sejak kebakaran hutan melanda wilayah pantai barat Amerika Serikat (AS). Pihak berwenang mengatakan kemungkinan korban jiwa tidak mendapatkan peringatan tepat waktu dan melakukan evakuasi.
“Akan ada sejumlah korban jiwa, orang-orang yang tidak bisa mendapat peringatan tepat waktu dan mengevakuasi rumah mereka dan pergi ke tempat aman," ujar direktur manajemen darrat Oregon Andrew Phelps kepada MSNBC, dilansir Ani News, Ahad (13/9).
Sebanyak puluhan ribu warga di Kalifornia, Oregon dan Washington terpaksa mengungsi di tengah kebakaran hutan. Di Oregon, jumlah korban tewas akibat bencana adalah delapan, salah satunya seorang anak laki-laki berusia satu tahun.
Sementara, menurut laporan dari Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran Kalifornia (Cal Fire) pada Sabtu (12/9), sejauh ini total 19 orang telah tewas akibat kebakaran hutan di negara bagian itu. Lebih dari 16.000 oetugas pemadam kebakaran saat ini terus bekerja untuk menahan 28 titik api.
“Sejak awal tahun, kebakaran hutan telah membakar lebih dari 3,2 juta hektar di Kalifornia, yang lebih besar dari Connecticut dan menghancurkan lebih dari 4.000 bangunan,” kata pernyataan Cal Fire.
Lima dari kebakaran hutan Kalifornia saat ini berada di 10 besar negara bagian. Kebakaran di North Complex telah menjadi kebakaran hutan terbesar dalam sejarah negara bagian dan Kalifornia juga sedang berjuang dengan kebakaran terbesar dan keempat terbesar dalam sejarahnya. Phelps memperingatkan bahwa kebakaran hutan di banyak wilayah AS saat ini dapat menjadi insiden kematian massal terburuk.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Judd Deere mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui jejaring sosial Twitter mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump akan mengunjungi Kalifornia pada Senin (14/9). Di sana, ia akan mencari pengarahan tentang situasi kebakaran hutan dan menemukan upaya tepat penanggulangan masalah ini.