REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kolonel Jenderal Panglima Angkatan Udara Rusia, Sergei Surovikin, menyatakan armada pembom strategis Amerika Serikat (AS) B-52H mengadakan latihan pada akhir Agustus. Pasukan AS melakukan simulasi serangan terhadap Rusia dengan rudal jelajah dari Estonia dan Kanada.
Dikutip dari SputnikNews, militer Rusia menganggap latihan yang diadakan dengan pengebom strategis di dekat perbatasan Rusia sebagai tindakan yang tidak ramah dan provokatif. Surovikin menyatakan, pesawat AS tersebut melakukan beberapa upaya untuk mendekati perbatasan Rusia, tetapi diblokir oleh penjaga keamanan Moskow.
Laporan dari Anadolu Agency menyatakan, pada akhir Agustus, Rusia berhasil menahan B-52 di wilayah udara internasional di atas Laut Hitam. Moskow mengerahkan dua jet S-27 tempur untuk menghalau armada AS tersebut.
Menurut Pentagon, Rusia melakukan intersepsi tidak aman dan tidak profesional saat pilot terbang 30 meter dari pesawat pembom itu. Padahal, enam pembom B-52 terbang di atas negara-negara sebagai bagian dari dukungan untuk anggota aliansi NATO.
Pesawat AS itu adalah Boeing B-52 Stratofortress, armada pengebom strategis bertenaga jet jarak jauh subsonik. B-52 dirancang dan dibangun oleh Boeing yang terus memberikan dukungan dan peningkatan pada pesawat ini. Pesawat itu telah dioperasikan oleh Angkatan Udara AS sejak 1950-an.