REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat sebanyak 21 orang masih dirawat akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga Ahad (13/9). Puluhan orang yang dirawat itu tersebar di beberapa rumah sakit di Kota Tasikmalaya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, hingga saat ini akumulasi total kasus DBD di wilayahnya mencapai 1.214 kasus dengan 20 kasus kematian. Kendati demikian, menurut dia, tingginya angka kematian mayoritas terjadi pada outbreak sebelumnya, yaitu Juni-Juli 2020.
"Saat ini sudah mulai tertangani dengan baik dan tinggal menyisakan pasien yang masih dirawat sebanyak 21 orang," kata dia, Ahad.
Uus mengatakan, kasus DBD pada 2020 mengalami peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh Republika, pada 2018 hanya terdapat 223 kasus DBD di Kota Tasikmalaya, sementara pada 2019 tercatat 672, sedangkan hingga September 2020 sudah lebih dari 1.200 kasus.
Peningkatan juga terjadi pada angka kematian akibat DBD. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat, kematian akibat DBD pada 2018 hanya terdapat dua kasus, lima kasus pada 2019, dan melonjak 20 kasus pada 2020.
"Memang kasus tahun ini meningkat dua kali lipat dari tahun lalu," kata Uus.
Ia menjelaskan, hampir 50 persen kasus DBD yang terjadi pada 2020 menimpa anak berusia 15 tahun ke bawah, yaitu satu persen balita berusia 1 tahun, 15 persen balita 1-4 tahun, dan 27 persen anak 5-14 tahun. Begitu pula untuk kasus kematian, dari 20 kasus kematian akibat DBD, 12 persen adalah balita 1 tahun, 24 persen 1-4 tahun, dan 29 persen 5-14 tahun.
Ihwal sebaran wilayah, adalah Kecamatan Kawalu yang paling tinggi dengan 197 kasus, Mangkubumi 168 kasus, Bungursari 132 kasus, Cihideung 129 kasus, Tamansari 126 kasus, dan Cipedes 126 kasus. "Memang banyak di kawasan kota, karena semakin padat penduduk tingkat sebaran semakin tinggi," kata Uus.
Ia menambahkan, pihaknya telah mengantisipasi dengan secara konsisten melakukan sosialisasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai DBD. Selain itu, kader-kader juga diminta terus mengkampanyekan 3M serta gerakan satu rumah satu jentik.
"Kita juga aktifkan PSN di tingkat kader sampai ke rumah-rumah. Masyarakat jangan hanga mengandalkan fogging," kata dia.