Ahad 13 Sep 2020 16:14 WIB

115 Dokter Meninggal, Buya Syafii Menjerit dan Goncang

Buya Syafii Maarif mengirimkan surat kepada Jokowi terkait wafatnya petugas medis.

Rep: Amri Amrullah/Erik PP/Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Erik Purnama Putra
Eks Ketua Umum PP Muhammadiya, Buya Ahmad Syafii Maarif.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Eks Ketua Umum PP Muhammadiya, Buya Ahmad Syafii Maarif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Surat tersebut berisi penekanan agar pemerintah pusat serius dalam menangani pandemi Covid-19 supaya tidak ada lagi tenaga kesehatan berguguran.

Isi surat tersebut juga diunggah di akun Twitter, @SerambiBuya. Republika sudah mengonfirmasi kebenaran surat itu kepada salah satu pengurus maarif Institute pada Ahad (13/9).

"Yang Mulia Presiden Republik Indonesia Jokowi. Sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang juga wafat dalam jumlah besar pula," kata Buya dalam surat tersebut. 

Buya merasa prihatin dengan kondisi pandemi yang mengorbankan ratusan dokter dan perawat sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Mereka bertumbangan satu per satu, dan angkanya terus bertambah setiap hari.

"Sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang juga wafat dalam jumlah besar pula," kata anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Mohammad Adib Khumaidi mengungkapkan catatan sebanyak enam dokter meninggal dalam 24 jam terakhir pada Sabtu (12/9). Catatan itu menggenapi para dokter yang gugur mencapai 115 dokter. "Iya, ada tambahan enam orang,’’ kata dia ketika dikonfirmasi Republika Sabtu (12/9).

Adib menambahkan, 115 dokter yang meninggal itu, tujuh di antaranya berstatus guru besar. Selain itu, 51 lainnya ia sebut merupakan dokter spesialis, dan 57 lainnya adalah dokter umum. "Dengan kondisi saat ini, kami meminta masyarakat untuk tetap membantu melakukan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas,’’ kata dia.

Sebab, jika masyarakat masih abai dalam protokol kesehatan, para tenaga medis juga terdampak. "Yang mana, itu juga akan berisiko pada dokter dan tenaga medis kesehatan, khususnya dari paparan virus itu sendiri,’’ kata dia.

Hingga Ahad (13/9), penambahan kasus positif Covid-19 konsisten di angka 3.000-an per hari. Total kasus mencapai 218.382 orang positif setelah terjadi penambahan 3.636 kasus positif pada Ahad. Adapun warga yang dinyatakan sembuh mencapai 155.010 orang, dan tingkat kematian 8.723 orang, serta kasus aktif mencapai 54.649 orang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement