REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tasikmalaya mencatat sejak Januari hingga Juli 2020 terdapat 132 kasus demam berdarah dengue (DBD). Dari ratusan kasus itu, dua orang dinyatakan meninggal dunia.
Pengelola program penanganan DBD, Dinkes Kabupaten Tasikmalaya, Maria Ulfah mengatakan, kasus yang direkap baru sampai Juli 2020. Sementara pada Agustus dan September, jumlah kasus belum selesai direkapitulasi. Kendati demikian, menurut dia, tak ada peningkatan kasus yang signifikan.
"Agustus-September belum kita rekap, tapi tak ada peningkatan signifikan," kata dia kepada Republika, Ahad (13/9).
Ia memastikan, hingga saat ini baru ada dua kasus yang meninggal akibat DBD. Dua kasus itu berasal dari Kecamatan Cisayong dan Sukarame.
Maria mengakui, banyak beredar informasi di media mengenai kasus meninggal akibat DBD. Namun, menurut dia, baru dua orang meninggal yang terkonfirmasi positif DBD.
"Yang lain itu bukan karena DBD, melainkan penyakit bawaan. Kalau yang terkonfirmasi hanya dua orang. Masyarakat mah tahunya karena DBD saja," kata dia.
Ia menyebutkan, kasus DBD di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun ini mengalami peningkatan. Namun, peningkatannya tak terlalu banyak.
Menurut dia, Dinkes Kabupaten Tasikmalaya juga terus menyosialisasikan mengenai pemberantasan sarang nyamuk ke masyarakat. "Puskesmas juga turun langsung ke masyarakat untuk fogging dan edukasi PSN," kata dia.