REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengeklaim, testing Covid-19 di Ibu Kota cukup masif, bahkan empat kali lipat melebihi standar organisasi kesehatan dunia (WHO). Ia mengatakan, testing akan lebih masif dilakukan di DKI seiring pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Kita akan terus tingkatkan testing. Bahkan ke depan, dua pekan ini, khusus tracing akan dilakukan peningkatan secara signifikan," ujar Anies dalam konferensi pers daring, Ahad (13/9)
Ia menjelaskan, tes Covid-19 diperlukan untuk mendeteksi kasus positif Covid-19 seawal mungkin. Dengan demikian, mereka yang terpapar bisa segera melakukan karantina agar tidak menularkan virus corona ke orang lain.
Di sisi lain, apabila yang terpapar merupakan orang lanjut usia atau orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) dapat segera dirawat di fasilitas kesehatan. Ia menyebutkan, DKI telah melakukan tes PCR lebih dari 732 ribu dari total tes di seluruh Indonesia sebanyak 1,49 juta.
Anies berharap, melalui testing yang masif, dapat menyelamatkan nyawa lebih banyak. Apalagi, kata dia, dalam beberapa hari terakhir, angka kematian meningkat cukup tinggi, walaupun tingkat kematian menurun.
"Tingkat kematian itu artinya angka statistiknya, persentase yang meninggal, jumlah yang meninggal dibagi jumlah kasus memang menurun, tingkat kematian. Tapi nominalnya, jumlah orang yang meninggalnya mengalami peningkatan yang cukup tinggi," jelas Anies.
Ia mengimbau masyarakat tetap berada di rumah selama masa PSBB, kecuali untuk keperluan mendesak dan aktivitas usaha esensial yang memang diperbolehkan. Pengetatan PSBB akan berlakukan selama dua pekan ke depan.