REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan tidak ada batasan jumlah obligasi yang dapat dikeluarkan pemerintah untuk mendukung ekonomi yang tengah dilanda krisis karena pandemi Covid-19. Dia juga mengindikasikan bahwa dirinya dapat menggunakan anggaran tambahan ketiga untuk melawan penurunan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 jika diperlukan.
Menurut sosok yang diyakini akan menjadi perdana menteri Jepang pekan ini, pemerintah memiliki cukup sumber daya untuk dimanfaatkan saat ini. "Hanya ketika kita memiliki pertumbuhan ekonomi kita dapat mendorong melalui reformasi fiskal. Yang paling penting adalah menciptakan lapangan kerja dan melindungi bisnis," ujar Suga dalam siaran TV, Ahad (13/9).
"Saya kira tidak," ujarnya menambahkan saat ditanya apakah ada batasan penerbitan obligasi. Menurutnya, yang penting sekarang adalah memperbaiki kondisi (ekonomi) saat ini.
Suga membuat pernyataan tersebut pada program di mana dia muncul bersama dua saingannya dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa. Pemilihan akan diadakan pada Senin (14/9).
Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengundurkan diri karena kesehatan yang buruk. Pemenang suara partai hampir dipastikan menjadi perdana menteri karena mayoritas parlemen LDP.
Suga juga mengatakan pada program terpisah pada Ahad bahwa dia dapat mempertimbangkan anggaran stimulus lain jika perlu. "PDB Jepang mengalami kontraksi pascaperang terbesar pada kuartal kedua. Jadi kami perlu melakukan apa pun untuk mendukung pertumbuhan. Kami memiliki cadangan yang disisihkan, jadi tentu saja kami dapat memanfaatkannya. Tapi kalau perlu langkah tambahan, kami akan bertindak," katanya.
Sebelumnya, Suga sudah diprediksi kuat akan menjadi perdana menteri baru menggantikan Shinzo Abe dalam kemenangan telaknya menjelang debat. Debat oleh tiga kandidat pengganti Abe dimulai dan sebuah penghitungan dari surat kabar Asahi menunjukkan keunggulan Suga.
Asahi mencatat Suga mendapatkan dukungan untuk menjadi pemimpin partai dari 309 atau hampir 80 persen anggota Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa dengan kursi di Parlemen. Hal itu menandakan bahwa Suga sudah memiliki 58 persen dari total suara LDP yang berarti lebih dari yang dibutuhkan mayoritas bahkan tanpa menghitung 141 suara tambahan yang akan datang dari bagian prefektur partai.