REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan dirgantara SpaceX bersiap melakukan gebrakan terkait wisata antariksa. Dua prototipe Starship ukuran penuh, yang dikenal sebagai SN5 dan SN6, baru-baru ini melakukan lompatan uji setinggi 500 kaki (150 meter) di fasilitas Texas Selatan milik SpaceX, dekat desa Boca Chica.
Menurut CEO dan Pendiri SpaceX, Elon Musk, kendaraan berikutnya dalam antrean hampir siap untuk melambung jauh lebih tinggi.
"SN8 Starship dengan flap & nosecone akan selesai dalam waktu sekitar seminggu," kata Musk melalui Twitter, Sabtu (12/9).
Selanjutnya, kendaraan ini akan diuji terbang dengan ketinggian 60.000 kaki (18.300 m) dan kembali. Mesin yang akan diuji dalam hal ini adalah Raptors generasi berikutnya dari SpaceX.
SN5 dan SN6 hanya menggunakan satu Raptor. Kendaraan tersebut juga tidak memiliki nosecone atau penutup bodi yang meningkatkan kontrol. Sementara SN7 adalah tank uji yang SpaceX sengaja meledak selama uji tekanan pada Juni lalu.
Dilansir di Space, Senin (14/9) disebutkan, SpaceX sedang melakukan iterasi ke versi final Starship yang akan menampilkan enam Raptor dan, dan mampu membawa hingga 100 orang ke bulan, Mars, dan tujuan jauh lainnya.
Starship setinggi 165 kaki (50 m) akan diluncurkan dari Bumi di atas roket raksasa yang dikenal sebagai Super Heavy, yang akan didukung oleh sekitar 30 Raptor miliknya sendiri. Musk menjelaskan, kendaraan Starship akan cukup kuat untuk meledakkan dirinya sendiri dari bulan dan Mars, yang tarikan gravitasinya jauh lebih lemah daripada planet kita.
Baik Starship dan Super Heavy dirancang untuk dapat digunakan kembali secara penuh dan cepat. Ini merupakan sebuah terobosan teknologi yang diyakini SpaceX akan membuat prestasi eksplorasi ambisius seperti penjajahan Mars layak secara ekonomi.
SpaceX telah mendapat satu pelanggan Starship, miliarder Jepang Yusaku Maezawa. Dia akan terbang mengelilingi bulan dengan kendaraan tersebut. Tanggal peluncuran target untuk misi itu adalah 2023.
Starship juga sedang dalam proses untuk mendaratkan astronot NASA di bulan, sebagai bagian dari program Artemis. Artemis bertujuan untuk menempatkan dua astronot di dekat kutub selatan bulan pada tahun 2024 dan membangun keberadaan manusia yang berkelanjutan di dan sekitar bulan pada akhir dekade ini.