Senin 14 Sep 2020 12:52 WIB

Top 5 News: Syekh Ali Jaber Ditusuk, Hingga Denny Siregar

Tiga dari lima berita teratas Republika.co.id adalah kabar penusukan Syekh Ali Jaber.

Detik-detik pendakwah Syeh Ali Jaber ditusuk orang tak dikenal.
Foto: istimewa/tangkapan layar
Detik-detik pendakwah Syeh Ali Jaber ditusuk orang tak dikenal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama asal Madinah yang sudah lama menetap di Indonesia, Syekh Ali Jaber ditusuk orang saat mengisi kajian di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang, Pusat, Bandarlampung, Ahad (13/9) sore. Syekh Ali Jaber mengalami luka pada bagian atas tangan kanannya.

Kabar penusukan Syekh Ali pun mendapatkan respon luar biasa dari pembaca. Setidaknya tiga dari lima berita top 5 news Republika.co.id, Ahad, 13 September 2020 diisi berita tentang penusukan Syekh Ali.

Berikut top 5 news Republika.co.id pada Ahad (13/9):

1. Syekh Ali Jaber Cabut Sendiri Pisau dari Tubuhnya

BANDAR LAMPUNG -- Pendakwah Syekh Ali Jaber mengalami insiden penusukan saat memberi ceramah di Bandar Lampung, Ahad (13/9). Melalui akun youtubenya, Syekh Ali Jaber, ulama yang lahir di Arab Saudi itu memberikan penjelasan soal insiden penusukan itu.

"Alhamdulillah, innalillahi. Subhanallah pengalaman baru bagi saja yang biasa selama ini 12 tahun di Indonesia mengajak masyarakat untuk menikmati iman, menjaga persatuan, menjaga kebersamaan, damai sejahtera. Ternyata nasib saya di Bandar Lampung saat isi acara Allah SWT takdirkan ada orang datang dan Allah selamatkan (saya) dari pembunuhan," kata Syekh Ali Jaber.

photo
Syaikh Ali Jaber ditusuk orang tak dikenal saat mengisi kajian di Masjid Falahuddin, Tanjungkarang, Bandar Lampung, Ahad (13/9). - (istimewa)

Saat menyampaikan klarifikasinya itu, Syekh Ali Jaber terlihat berada di sebuah ruangan rumah sakit. Dia memakai kaos oblong warna putih dan di tangan kanannya bajunya terlihat bersimbah darah.

"Saya bisa selamatkan karena Allah takdirkan saya angkat tangan ke posisi ke depan leher dan dada. Dan tusukan cukup keras, kuat dan cukup dalam. Sampai separuh pisau masuk ke dalam cukup dalam," kata Syekh Ali Jaber.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Nekat Menyamar Jadi Puspen TNI di Mabes Cilangkap

Sampai awal-awal reformasi, liputan di Markas Besar (Mabes) TNI Cilangkap, masih penuh dengan aturan. Soal pakaian misalnya, tak boleh pakai jeans, tak boleh pakai t-shirt, dan untuk wanita harus memakai rok panjang. Jangan mimpi pakai sandal, sudah pasti diusir sebelum sampai lokasi acara.

Acara-acara juga banyak yang tertutup untuk wartawan. Padahal TNI saat itu masih menjadi pos penting. Setiap geliat di TNI adalah berita penting. Informasinya banyak dicari.

photo
M Subroto, Jurnalist Republika - (Daan Yahya/Republika)

Soal berpakaian aku merasa agak beruntung. Dulu aku lebih suka memakai celana bahan dibanding jeans. Baju pun biasanya lengan panjang yang digulung rapi dan dimasukkan ke dalam celana. Sandal? Tidaklah. Aku selalu bersepatu dan berkaus kaki saat liputan.

Karena itu aku tak pernah keberatan dengan aturan berpakaian saat liputan di Mabes TNI. Bahkan gaya berpakaianku yang seperti ‘anak daerah’ ini, sering menguntungkan.

Baca berita selengkapnya di sini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement