Senin 14 Sep 2020 13:28 WIB

Baznas Berkolaborasi untuk Tingkatkan Efektivitas Zakat

Baznas Pusat telah menyalurkan Rp 50 m untuk mustahik selama pandemi

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) berkolaborasi dengan lembaga filantropi lain agar dapat meningkatkan efektivitas zakat.
Foto: Baznas
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) berkolaborasi dengan lembaga filantropi lain agar dapat meningkatkan efektivitas zakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan lembaga filantropi lain agar dapat meningkatkan efektivitas zakat. Hal ini disampaikan Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik.

"Ya, InsyaAllah Baznas siap berkolaborasi dengan semua lembaga yang ada untuk meningkatkan efektivitas penyaluran zakat," kata Irfan pada Senin (14/9).

Baca Juga

Saat ini wilayah DKI Jakarta telah menerapkan kembali aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dia mengatakan, Baznas memiliki komitmen yang kuat untuk membantu masyarakat terdampak atas adanya pandemi Covid-19.

Adapun Baznas Pusat telah menyalurkan lebih dari Rp 50 miliar untuk sekitar setengah juta mustahik semenjak terjadinya pandemi Covid-19 di Indonesia. Sementara secara keseluruhan lembaga zakat resmi, termasuk Baznas Daerah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ), telah menyalurkan lebih dari Rp 700 miliar yang telah disalurkan kepada lima juta mustahik.

Irfan mengatakan, untuk program khusus di Jakarta, dan juga wilayah lainnya, Baznas memiliki program khusus yang terdiri atas darurat kesehatan, darurat sosial ekonomi, dan menjaga keberlangsungan program yang ada. Saat ini proporsi yang dominan merupakan darurat sosial ekonomi yang mencapai angka 70 persen

"Contohnya program Bantuan Tunai Mustahik, bantuan pangan (paket logistik keluarga), dan cash for work. Ini dominan karena kebutuhan masyarakat terdampak di lapangan," ucap Irfan.

Dia melanjutkan, penyaluran Baznas didasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat terdampak. Di awal pandemi, darurat kesehatan yang lebih dominan, lalu selanjutnya berpindah ke darurat sosial ekonomi yang dominan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement